Siapa saja boleh beropini, namun beropinilah yang positif, sehingga membawa dampak baik bagi diri sendiri dan orang lain.
Oleh karena itu, masyarakat Indonesia, kini sangat berharap agar siapap pun, apalagi para pembantu Presiden tidak bicara sembarangan dan seolah malah mengecilkan pandemi corona dan menyalahkan rakyat.
Atas kondisi itu, kini Menteri Kesehatan RI sudah tak lagi muncul di hadapan publik. Lalu, juru bicara yang dipercaya pemerintahpun sudah membuat dua kali kesalahan. Berikutnya ada beberapa pembantu dan staf ahli presiden malah terlihat kurang etis, berbicara di depan publik, hanya menyambung apa yang diungkap presiden, dibumbui opini pribadi yang malah tambah membikin gemas masyarakat, dan tetap senyum-senyum merasa hebat.
Tak ketinggalan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, sudah beberapa kali membuat masyarakat kesal, sampai dibilang bak perdana menteri hingga membuat pemimpin daerah pun kecewa atas berbagai pernyataannya di media massa.
Tak berhenti di situ, saya lansir dari detikcom-detiknews, Jumat (3/4/2020), Luhut malah bicara soal virus Corona (COVID-19) yang tak cocok hidup di Indonesia, karena COVID-19 tak kuat hidup di cuaca panas.
Hal itu disampaikan Luhut dalam konferensi pers usai rapat terbatas (ratas) bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (2/4/2020). Kok bisa luhut bicara begitu? Padahal sudah ribuan rakyat Indonesia positif corona dan ratusan nyawa melayang. Bagaimana bisa bicara seenaknya, corona tak cocok hidup di Indonesia. Jelas tambah ngarang.
Sejatinya dalam ratas, pembahasannya adalah perihal antisipasi mudik di tengah pandemi COVID-19? dan pada awalnya Luhut bicara mengenai pentingnya jaga jarak atau physical distancing dalam pencegahan COVID-19, yaitu pentingnya kedisiplinan dalam menjaga jarak aman.
Yang mengherankan, Luhut berbicara seperti bukan dalam posisi sebagai wakil pemerintah yang seharusnya menjadi pengambil keputusan untuk pencegahan corona.
Sudah berbagai diskusi, perbincangan, hingga kritikan, masukan, dan saran baik dari masyarakat, praktisi, pengamat, ahli dan profesional dll, melului berbagai surat pembaca, media sosial, media massa , dan media tevisi, mengenai kondisi masyarakat kita.
Tetapi kok Luhut masih bicara seperti ini, "Tetapi kalau kita tadi bisa mendisiplinkan rakyat kita dengan menjaga jarak itu, itu akan sangat-sangat membantu," kata Luhut.
Bahkan Luhut pun menambahan bahwa COVID-19 tak kuat hidup di Indonesia. Sebab, virus yang tengah mewabah di dunia itu tak bisa bertahan dalam cuaca panas dengan kelembaban yang tinggi. "Dari hasil modeling kita yang ada, cuaca Indonesia, ekuator ini, yang panas dan juga humidity tinggi itu untuk COVID-19 ini nggak kuat," ujarnya.