Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat

Virus Corona di Depan Mata, Apa Cukup dengan Imbauan Jangan Panik?

Diperbarui: 3 Maret 2020   00:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Tribunnews.com

Aneh, serangan virus corona yang sudah sangat membuat hampir seluruh negara dan warga di dunia menyikapinya dengan sangat serius, begitu Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menyampaikan bahwa ada dua warga negara Indonesia (WNI) yang positif terkena virus corona, tetap saja membuat pejabat negara dan pejabat pemerintahan daerah senyum-senyum meminta warga masyarakat tidak panik. 

Bahkan di beberapa layar stasiun televisi dan video yang tersebar di media sosial, para pejabat ini menyatakan bahwa dua pasien sudah sehat. 

Apakah pernyataan dua pasien ini telah sehat, menggaransi mereka sebelumnya tidak menularkan virus ke orang lain? Padahal ada 73 petugas RS Mitra Keluarga Depok yang telah dirumahkan. Dari investigasi pemerintah Kota Depok pun terdeteksi 40 orang mengalami gejala yang mengarah terjangkit virus corona. 

Bagaimana pemerintah menjamin, virus ini tidak akan menyebar dengan cepat, bila tidak ada tindakan serius. Bukan tindakan menenangkan yang hanya sekadar senyum-senyum. 

Lihat Arab Saudi, bahkan melarang warga negara asing masuk ke negeri itu, termasuk Indonesia. Namun, mengapa warga Jepang yang menulari warga Depok bisa masuk ke Indonesia? 

Sebelum semuanya terlambat, pemerintah memang wajib segera memutuskan kebijakan tegas untuk rakyat. Bagaimana untuk kegiatan sekolah, kuliah, kerja, olah raga, dan lain sebagainya yang sangat memungkinkan terjadinya kontak secara langsung dengan korban yang terjangkit virus corona, namun tak terdeteksi atau tak jujur? 

Sebagai contoh, di beberapa negara khususnya dalam dunia olahraga memang sedang mencari cari agar melakukan pencegahan supaya virus tersebut tidak menular. 

Semisal dalam cabang sepak bola, caranya adalah dengan menggelar pertandingan sepak bola tanpa penonton ataupun menunda laga tersebut. 

Karena virus corona, di Italia, sejumlah pertandingan di sana harus digelar tanpa penonton termasuk laga Juventus kontra Inter Milan. 

Thailand pun demikian, federasi sepak bola Negeri Gajah memutuskan untuk menggelar pertandingan sepak bola tanpa penonton selama Maret 2020 guna mencegah penularan virus corona. 

Di Indonesia sendiri, selain kini PSSI baru saja menggelar Liga 1, juga ada beberapa kompetisi sepak bola akar rumput yang digelar pihak swasta, juga akan ada laga timnas senior dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia di akhir Maret. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline