Rakyat Indonesia jangan gagal paham. SEA Games 2019, Indonesia gagal mencapai target. Tapi berbagai media mengibur-hibur dengan berita yang membela-bela dan seolah Indonesia tidak gagal, dengan membesarkan tajuk berita perolahan medali melebihi target.
Coba kita simak dengan cermat apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi. Jokowi menargetkan Indonesia meraih posisi 2 besar dengan 60 medali emas pada SEA Games 2019di Filipina.
Namun, karena target mencapai dua besar tidak terpenuhi, maka dicarilah dalih atas kegagalan dengan menaikan berita target peringkat tidak dipenuhi, namun medali melebihi target.
Mana yang lebih bergengsi, target peringkat dua, atau medali yang melebihi target tapi bukan di peringkat dua.
Sesuai papan klasemen perolehan medali SEA Games, Selasa (10/12/2019) malam, Vietnamlah, yang justru menempati urutan kedua besar, bahkan mengoleksi 96 emas, 85 perak, dan 104 perunggu. Berikutnya, Thailand berada di urutan ketiga dengan koleksi 92 emas, 102 perak, dan 122 perunggu.
Sementara Indonesia yang ditergetkan masuk dua besar dengan minimal memeroleh 60 emas, ternyata terlempar ke posisi empat, namun mendapatkan 72 medali emas, 83 perak, dan 111 perunggu.
Dengan demikian, seluruh rakyat Indonesia perlu tahu, bahwa target utama Indonesia tidak tercapai. Siapa yang salah? Yang memberikan target atau prediksi posisi dua besar yang ternyata jauh dari ekspetasi Presiden?
Marilah kita belajar menjadi rakyat, pemimpin, dan bangsa yang sportif. Katakan bahwa SEA Games kali ini kita gagal. Target duduk di posisi dua besar mental.
Bila yang ditargetkan adalah ranking, seharusnya sejak saat ini, dalam kesempatan SEA Games mendatang, semua stakeholder terkait, berkonsentrasi pada target pencapaian ranking.
Jangan bikin hiburan, target utama tak tercapai, tetapi masih berlindung di pencapaian medali yang melebihi target.
Mengapa di SEA Games kali ini target tak tercapai? Indonesia bahkan ditinggal oleh Filipina, Vietnam, dan Thailand.