Harapan meraih medali emas SEA Games 2019 dengan mengulang sejarah di tempat yang sama tahun 1991 di negara yang sama, Filipina tinggal selangkah lagi bagi Timnas U-22.
Selain itu, partai final juga menjadi sejarah, karena untuk pertama kalinya Indonesia bersua Vietnam dalam cabang sepak bola sejak pertama SEA Games digelar.
Khusus dalam SEA Games kali ini, sebelum perjalanan ke babak final, Indonesia dan Vietnam yang berada dalam Grup B, sudah saling merasakan kekuatan masing-masing.
Saat duel di fase Grup B, sejatinya Indonesia lebih diunggulkan untuk memenangi pertandingan, namun akibat komposisi pemain yang diturunkan tidak memenuhi ekspetasi pelatih dan strategi bertahan yang terlalu dalam, Vietnam dapat mengambil keuntungan mencetak dua gol.
Dua gol yang bersarang di gawang Indonesia, seolah menjadi hadiah bagi Vietnam, karena taktik yang diterapkan menjadikan lawan memang dipersilakan untuk mencetak gol.
Terlebih, tak diturunkannya Evan Dimas saat itu, entah karena persoalan apa, menjadikan permainan Garuda tak berarah dalam melakukan serangan balik dan sektor tengah menjadi pertahanan paling buruk sepanjang laga fase grup.
Kini, jelang duel penentuan, Vietnam yang telah berhasil menjungkalkan Indonesia di fase grup, tentu memiliki kepercayaan diri yang lebih besar.
Mereka tentu sangat yakin dapat kembali membungkam Indonesia. Sejak di latih Park Hang Seo, Vietnam tercatat sudah dua kali mengalahkan Timnas Indonesia U-23.
Pada Maret 2019, Garuda Muda gagal lolos ke putaran Piala Asia 2020 usai menderita kekalahan 0-1 dari Vietnam. Sebab itu, setelah di fase grup juga kembali menjungkalkan pasukan Indra Sjafri, Park Hang Seo sangat percaya diri untuk meraih kemenangan ketiga kalinya.
Namun, bagi Indonesia, khususnya di even SEA Games kali ini, kekalahan yang tidak diperkirakan sebelumnya karena sebab komposisi pemain dan taktik-strategi, tentu menjadi koreksi vital.
Pasukan Vietnam dan pelatihnya yang sangat yakin dapat kembali meredam Indonesia, wajib paham peribahasa "not even a donkey falls in the same hole twice" yang maknanya "hanya keledai yang jatuh dua kali di lubang yang sama."