Mau tahu tolok ukur keberhasilan sebuah federasi sepak bola suatu negara, lihatlah prestasi Timnasnya.
Setelah bertahun-tahun PSSI gagal membawa Timnas Senior berprestasi karena pengurusnya "bobrok", maka tengoklah bagaimana bentuk dan keberadaan Timnas Senior Merah Putih hingga saat ini.
Bahkan kini, di tangan pengurus PSSI baru rasa mafia, Timnas Senior juga tetap terpuruk dan mempermalukan harga diri bangsa dan negara Indonesia di mata Asia Tenggara, Asia, hingga Dunia di tengah ingar bingar Kualifikasi Piala Dunia.
Laga kelima yang dinanti, berharap Timnas Senior bangkit dari terpuruk, nyatanya Timnas Senior kembali membikin sesak dada dan membikin malu nusantara. Diampu asisten pelatih minim pengalaman dan prestasi, terus bongkar pasang pemain.
Lebih miris, pemain yang dipercaya mengenkan jersey Merah Putih malah jauh dari kata cerdas. Fakatanya, betapa publik sepak bola nasional yang menonton siaran dari televisi baik di warung kopi atau di rumah-rumah, berkali-kali berteriak lantang dan mengumpat, di antaranya muncul kata "goblok", "tolol" dan sejenisnya, karena berkali-kali pemain kita melakukan kesalahan passing, lama menguasa bola dan mudah direbut lawan, melakukan pelanggaran yang tidak perlu, terlihat emosional dan kampungan, hingga tidak berpikir kepentingan tim, egois.Lambat berpikir, lambat mengambil keputusan, Seabrek produk dari ketidak cerdasan pemain begitu kuat terasa menghinggapi hampir di seluruh skuat Timnas.
Dengan kondisi ini, baru saja ditekuk Malaysia 2 gol tanpa balas, hingga menggenapi rekor kalah lima kali berturut-turut.
Apa yang mau dibuat oleh PSSI? Masih ada tiga sisa laga kualifikasi Piala Dunia dan tandang ke Vietnam, Thailand, dan UEA.
Bila boleh menyelidik, mustahilkah bahwa seluruh laga Kualifikasi Piala Dunia, memang sudah dijual oleh "mafia?"
Luis Milla yang ingin bertemu Ketua Umum PSSI di Jakarta saja, ditolak. Ketua PSSI malah kukuh tetap minta pertemuan di Singapura.
Ada apa? Lucu.
Butuh pelatih untuk Timnas Senior yang memilukan, Indonesia yang begitu luas, untuk sekadar bertemu dengan calon pelatih saja, minta dilakukan di Singapura. Konyol luar bIasa.