Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat

Nadiem Masih Terlalu Hijau Mengemban Tugas Mendikbud

Diperbarui: 23 Oktober 2019   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kompas.com

Pendiri GoJek Indonesia Nadiem Makarim, pagi ini, Rabu (23/10/2019) resmi diumumkan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta  sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kabinet Jilid II. 

Sontak pengumuman ini menjadikan pertanyaan hebat para netizen. 

Banyak pendapat yang mengungkapkan bahwa latar belakang Nadiem yang seorang pengusaha, dinilai tidak cocok duduk menjadi orang nomor satu di Kementerian Pendidikan. 

Bahkan, sebelum di sebut menjadi Mendikbud oleh Jokowi, Nadiem juga di demonstrasi oleh pasukan GoJeknya yang memberikan fakta bahwa Nadiem belum dapat mensejahterakan pasukanya di bawah. 

Kompleksitas dunia pendidikan di Indonesia yang dari tahun ke tahun bertambah pelik, sangat mustahil dipimpin oleh individu yang jauh dari pemahaman dunia pendidikan dan dunia kebudayaan yang setiap tahun tak henti menuai kontroversi akibat kebijakan-kebijakan yang prematur. 

Bila pada faktnya hari ini, Jokowi menunjuk Nadiem menduduki pos Mendikbud, apa alasannya? 

Yang pasti, pos ini bukan pakemnya Nadiem. Nadiem hanya berbasic pengusaha. Pengusaha itu hanya berpikir untung dan rugi. Lalu, usaha Nadiem pun hanya dalam bisnis transportasi. Di mana letak nyambungnya? 

Bila Jokowi ternyata memaksakan Nadiem duduk di pos ini hanya karena masalah milenial dan terobosan agar segala sesuatu dalam birokrasi terjadi dengan cepat, salah besar. 

Dunia pendidikan bukan sekadar mengoperasikan laptop yang sudah tersistem. Yang siapapun dapat mengoperasikannya. 

Butuh sentuhan pedagogis (kognisi, afektif, dan psikomotor) yang wajib menjadikan manusia benar-benar menjadi manusia sesuai karakter bangsa Indonesia. 

Bukan menjadikan manusia menjadi robot, namun yang susah tetap manusia yang bernama rakyat jelata. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline