Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat

Revolusi PSSI, Mimpi?

Diperbarui: 12 Oktober 2019   11:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumen Pribadi

Ada beberapa pertanyaan publik sepak bola nasional terkait tidak lolosnya beberapa bakal calon ketua, wakil, dan exco untuk kepengurusan baru PSSI mendatang. 

Ada pertanyaan pula bahwa gerakan sang Sekjen untuk mengajukan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia, sepertinya Tisha juga sangat percaya diri akan menjadi Sekjen selamanya. Pengajuan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia juga sangat terkesan dipaksakan. 

Benarkah atas nama PSSI, bukan karena ego pribadi Tisha dan demi namanya sendiri? Apakah publik sepak bola nasional pemerintah benar-benar mendukung? Sementara prestasi Timnas juga sedang terpuruk. 

Apa kata yang tepat bila Tisha terus berjalan sendiri mengajukan diri, plus paparan program pribadinya yang bernama Lima stepping stone. Program yang dibagi tiga dari fase pengembangan, performa, dan kemenangan dan dimulai sejak  tahun 2018, 2020, 2024, 2034 dan 2045. 

Nampaknya dengan jangkauan program hingga 2045, Si Tisha berasa akan menguasai PSSI hingga puluhan tahun? Mengapa Tisha begitu yakin akan menjadi Sekjen lagi di kepengurusan baru? 

Selain karena paparan program dan ngototnya mencalonkan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia tanpa melihat fakta dan kondisi Indonesia dan timnasnya, teryata, lolos tidaknya bakal calon ketua, wakil, dan exco juga ditentukan oleh Sekjen seperti yang diungkap oleh Komisi Pemilihan (KP).

Bahkan dengar-dengar, mafiapun tetap berkeliaran, sebab ada bakal calon yang kabarnya diminta membayar bila ingin tetap diloloskan sebagai bakal calon pengurus baru. 

Dari berbagai sumber informasi yang tersebar di media massa maupun dari ungkapan langsung para bakal calon yang digugurkan oleh KP yang hanya berganti nama, meski tetap saja pelakunya adalah orang dalam PSSI, memberikan deskiripsi bahwa sebagian bakal calon yang tidak diloloskan adalah mereka yang berseberangan dengan pengurus lama yang masih ingin menguasai Kerajaan PSSI. 

Bahkan KP pun terang-terangan mengungkap, tidak lolosnya bakal calon, selain dari masalah persyaratan, kesekjenan PSSI juga turut mempertimbangkan lolos tidaknya bakal calon itu. 

Jadi ngotot menjadi tuan rumah Piala Dunia, menentukan bakal calon lulus atau gagal, masih adanya mafia, adalah indikasi bahwa revolusi pembenahan sepak bola nasional masih sebatas mimpi karena oknum-oknum ini!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline