Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat

Kuat Mental dan Teknik, Garuda Asia, Tembus Piala AFC U-16

Diperbarui: 23 September 2019   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Tribunnews.com

Timnas U-16 telah membuktikan diri bahwa pasukan muda Garuda Asia memang sepantasnya ada dalam deretan 16 tim yang masuk putaran final Piala AFC U-16 2020 di Bahrain. Kendati bermain imbang dan menduduki posisi runner up, Indonesia tetap lolos dengan predikat sebagai satu di antara empat runner up terbaik. 

Dalam laga akhir Kualifikasi Grup G versus China, Minggu (22/9/2019) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), para penggawa muda Garuda memberi bukti kepada publik sepak bola nasional, bahwa tim ini pada akhirnya menunjukkan progres sangat positif. 

Meski hadirnya sekitar 10 ribuan suporter Merah Putih langsung di SUGBK, menyuntik semangat di dada para penggawa timnas muda ini, namun yang dapat menentukan hasil, tetap 11 pemain di lapangan. 

Dapat meladeni China dengan permainan berkelas, menjadikan pasukan Bima Sakti ini memang layak mendapat hasil maksimal. Sejak awal tim ini dibentuk, Bima Sakti dan kolega di tim kepelatihan, di pandu Direktur Teknik Danurwindo dengan sepak bola filanesianya, memang saya sebut dapat menyulap anak-anak muda ini menjadi tim yang berkualitas secara kolektif. 

Dari empat aspek standar dasar pemain nasional, Teknik, Intelegensi, Personaliti, dan Speed (TIPS), perkembangan signifikan yang terjadi pada Marcelino dan kawan-kawan memang sangat mencolok pada dua aspek, yaitu mental, teknik. Sementara dari sisi intelgensi dan speed masih perlu dikembangkan. 

Yang pasti, dari deskripsi empat laga kualifikasi Grup G yang berakhir duduk sebagai runner up grup, semua publik sepak bola nasional dapat menilai Timnas U-16 memiliki kelebihan dan kekurangan di bagian mana. 

Tentunya semua itu akan menjadi pekerjaan rumah (PR) Bima Sakti dan Tim. Saat menyaksikan laga versus China, setelah lima belas menit bermain, dengan mengabaikan perbedaan postur, saat itu saya langsung menyimpulkan, hasil akhir akan imbang. 

Alasanya, permainan kolektif dan ballpossesion Garuda Asia lebih unggul, namun China yang mengandalkan postur dan speed serta kokoknya penjaga gawang mereka, menjadikan permaian jual beli serangan menjadi sangat menarik ditonton. 

Sayang, lagi-lagi amunisi Timnas belum cukup untuk menjadikan pasukan Garuda dapat mencetak gol, kendati kesempatan datang bertubi. 

Selamat Bima Sakti, Indriyanto N. dan kolega, Anda berhasil meramu tim ini menjadi Timnas yang berstandar Timnas. 

Namun, untuk bersaing di putaran final, tim ini sementara baru dapat mengimbangi lawan. Untuk memenangi laga, masih butuh amunisi baru dan racikan yang mencerdaskan dan kuat fisik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline