Lihat ke Halaman Asli

Sabrul Jamil

Seorang suami, dan ayah dari empat orang anak

"Kau Tidak Akan Pernah Menjadi Shifu", Master Oogway

Diperbarui: 20 November 2016   18:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Aku khawatir tidak bisa menjadi seperti Master Shifu. Aku telah mengecewakan Shifu", demikian keluhan Tigress, salah satu jagoan di kisah Kungfu Panda. Master Oogway, sang guru bijak, terkekeh mendengarkan keluhan tersebut, dan menjawab dengan kalimat yang mengandung teka-teki.

"Tidak peduli seberapa banyak kau mencoba, kau tidak akan pernah menjadi Shifu. Pertanyaannya adalah, dapatkah engkau menjadi Tigress?". Dengan kata lain, Master Oogway mengajak bertanya, mampukah engkau menjadi dirimu sendiri?

Perkara menjadi diri sendiri ini dipaparkan dengan segar dan lucu pada kisah Kungfu Panda yang berjudul Secret of the Scroll. Setiap hewan mempunyai karakteristik yang unik, dan boleh jadi berbeda dengan hewan lainnya. Mereka membutuhkan jurus-jurus kungfu yang berbeda, yang mesti disesuaikan dengan keunikan mereka sendiri.

Tak perlu menjadi Master Shifu, tak perlu menjadi Oogway. Jadilah diri sendiri. Maka lahirlah tokoh Dragon Warrior, Po si Panda, yang sama sekali tidak mirip dengan Shifu atau Oogway. Kisah ini menjadi tema sentral di Kungfu Panda I.

Kemampuan terbaik seseorang muncul mana kala ia mengembangkannya sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya. Maka Tigress, setelah melepaskan beban psikologis untuk menjadi Shifu, berhasil menemukan tekniknya sendiri.

Saya melihat betapa besar peran seorang Oogway dalam membentuk jagoan-jagoan kungfu. Peran seorang Guru Bijak, yang tidak hanya mengajarkan beraneka teknik berkelahi, namun juga pelajaran tentang manusia dan kehidupan. Guru yang tidak hanya pandai mentransfer bahan-bahan pelajaran, namun juga mengajarkan berbagai filosofi kehidupan. Guru yang mampu membimbing, menunjukkan arah, dan membiarkan seorang anak berkembang sesuai jati dirinya.

Setiap orang mempunyai jalan suksesnya sendiri-sendiri. Bahkan seorang anak tak harus menjadi seperti ayahnya. Sehingga seorang ayah tak seharusnya memaksa anak menjadi seperti dirinya.

Tantangannya adalah, mampukah kita mengenalinya?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline