SULIT dilukiskan dengan kata. Tapi, Ibrahim Hamadtou telah membius mata. Dia mampu melawan keterbatasan dirinya. Kehilangan kedua tangannya, atlet asal Mesir itu menginspirasi dunia.
Ya penonton Paralimpiade Tokyo 2020 dibuat terpana. Ibrahim Hamadtou bermain tenis meja dengan 'bad' (pemukul) di mulutnya. Saat servis, dia menggunakan kaki. Sesuatu yang mustahil, tapi bisa dilakoninya. Dia pun dijuluki Mr.Impossible!
Ibrahim Hamadtou kehilangan kedua tangannya pada usia sepuluh tahun. Dia korban dari kecelakaan kereta api. Tapi, tak ada kamus menyerah. Hidup dan kehidupan harus terus berjalan. Meski di tengah keterbatasan.
Paralimpiade memang penuh dengan olahragawan inspiratif. Pria maupun wanita. Mereka mengatasi keterbatasan dengan cara yang luar biasa. Para penggemar kagum dengan prestasi Hamadtou di kualifikasi Kelas 6.
Kelas 6 terbuka untuk atlet yang dapat berdiri tetapi memiliki kelemahan pada lengan dan kaki mereka.
Pemain Mesir berusia 47 tahun itu kini memperlihatkan petualangan hebat di Paralympic Games Tokyo 2020. Ibrahim Hamadtou melawan Park Hong-kyu dari Korea Selatan pada Rabu (25/8). Dia menunjukkan keahliannya dengan sangat mengesankan.
Hamadtou telah mengumpulkan karier yang menakjubkan meskipun kehilangan lengannya dalam kecelakaan kereta api saat masih kecil. Dia mengendalikan 'bad' dengan mulutnya dan mengatur servis dengan kakinya.
Setelah terlebih dahulu menyelipkan 'bad' di bawah lengannya dulu, dia beralih dari kekuatan ke kekuatan saat mengadopsi teknik mulutnya. Hebatnya, dia memenangkan medali perak di Kejuaraan Afrika 2011 dan 2013.
Hamadtou mengukir debut Paralimpiade di Rio, Brasil pada usia 43 tahun. Sekarang 48 tahun, ia mampu bersaing dengan atlet terbaik di kelasnya.
Berbicara kepada CNN pada tahun 2014, Hamadtou menjelaskan sepak bola adalah satu-satunya permainan lain yang bisa dia mainkan setelah kecelakaannya.