Hari itu, Sabtu, 2 Desember 2023, bertepatan dengan Sabtu Pahing, 19 Jumadilakhir/Jumadiltsania 1445 Hijriyah. Sebagian besar muhibbin alias pecinta dakwah Muhammad Iqdam Kholid (lebih dikenal dengan sapaan Gus Iqdam) memantau 'pergerakan' pendakwah muda Nahdlatul Ulama pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam II di Desa Karanggayam, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur itu. Mobilitas kegiatan pengajian di luar 'markas pusat' Sabilu Taubah, Biltar tersebut ada di tiga tempat yang berbeda di seputaran Jawa Tengah, yaitu satu lokasi di Kabupaten Kendal dan dua lokasi di Kabupaten Jepara.
Di Kendal, Gus Iqdam hadir sebagai pendakwah pada Peresmian Mushola Al Bukhori, desa Tanjung, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal, bertempat di Gedung Serbaguna Tanjung Sari.
Di Jepara, pendakwah yang viral dengan istilah 'Dekengane Pusat' ini menyampaikan tausiahnya di dua tempat. Pertama, dijadwalkan pada Pengajian & Sholawat dalam rangka 'Ngopi Bareng Bersama Gus Iqdam & Habib Muhshin bin Abdul Qodir Al Aydrus', di Desa Bumiharjo, dukuh Krajan, Kecamatan Keling. Lokasi tepatnya adalah di depan Madrasah Ibtidaiyah 02 Bumiharjo. Jika dilihat di peta Kabupaten Jepara, lokasi ini berada di sisi ujung Utara Kota Ukir tersebut. Sedangkan jadwal keduanya adalah di Majelis Al Anwar, Desa Suwawal, Kecamatan Mlonggo, dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW dan Doa Bersama untuk Bangsa.
Lokasi terakhir, yaitu Desa Suwawal, Kecamatan Mlonggo, yang terletak di sisi Barat wilayah administratif Kabupaten Jepara, rupanya 'kebagian' jatah waktu pungkasan (alias gong penutup), yaitu pukul 00.30 WIB (jam setengah satu dini hari). Selama ini belum pernah ada pengajian yang menghadirkan Gus Iqdam sebagai pendakwah yang diwiwiti dengan waktu selarut ini. Hal ini menjadikan Jepara sebagai pemecah rekor pengajian Gus Iqdam termalam hingga tulisan ini dibuat. Istimewanya, jamaah di desa Suwawal tersebut masih dengan setia menunggu kehadiran pendakwah muda kelahiran tahun 1993 ini.
Animo masyarakat yang hadir di tiga kota itu sangat tinggi. Bagi para jamaah/muhibbin online, hal itu bisa disaksikan dari tayangan Youtube di berbagai kanal yang meliput secara live acara tersebut. Tampak rekaman drone meliput kegiatan-kegiatan tersebut. Jika masing-masing lokasi pengajian dihadiri oleh 10.000 orang jamaah saja, maka jumlah totalnya mencapai 30.000 jamaah.
Jepara, kota tua yang tahun ini berusia 473 tahun, memiliki riwayat indah dan sejarah panjang yang istimewa. Sebutlah era kerajaan Kalingga (abad ke-6 hingga ke-7), dengan Ratu Shima yang terkenal dengan kepemimpinannya sehingga kehidupan yang dibina penuh kejujuran dan keadilan. Dikisahkan Ratu Shima tak segan dan tak pilih kasih menghukum putranya sendiri karena terbukti bersalah melakukan tindak kejahatan. Selanjutnya setelah masa kerajaan Demak (tahun 1478 - 1518), di Jepara terdapat Kerajaan Kalinyamat (1527 - 1599) dengan pemimpin perdananya sekaligus terjadi masa kejayaannya pada kepemimpinan Ratu Kalinyamat. Ratu Kalinyamat adalah putri dari Sultan Trenggono, Raja Demak.
Kemudian pada era kolonialisme Belanda, sebelum kemerdekaan NKRI, tersebutlah nama R.A. Kartini (1879-1904) putri dari R.M. Adipati Ario Sosroningrat (Bupati Jepara) dengan Mas Ayu Ngasirah. Sebuah catatan menarik tentang R.A. Kartini adalah bahwa Kartini lah yang memohon kepada Mbah Sholeh Darat (K.H. Muhammad Sholeh bin Umar, 1820 - 1903) untuk membuat tafsir Al Quran berbahasa Jawa. Isi rahasia Al Qur'an yang ditulis oleh Mbah Sholeh Darat begitu mempengaruhi khazanah berpikir R.A. Kartini. Hingga pada saatnya, Mbah Sholeh Darat menghadiahi Kartini sebuah kitab tafsir dan terjemahan Al Qur'an bernama Faidh al Rahman fi Tafsir Al Qur'an ditulis dalam huruf Arab pegon sebagai kado pernikahan Kartini pada tahun 1903 dengan R.M. Joyoadiningrat, Bupati Rembang.
Tahun 2023 ini Jepara baru saja 'melahirkan' satu sosok Pahlawan Nasional tepat pada Hari Pahlawan 10 November 2023, yaitu penetapan gelar untuk Kanjeng Ibu Ratu Kalinyamat yang sangat tinggi jiwa patriotismenya membela nusantara. Disebutkan, tak kurang dari 40 armada kapal berisi 4000 tentara Jepara dikirimkan oleh Ratu Kalinyamat ke Selat Malaka untuk berperang melawan Portugis pada tahun 1550 dan 1573 sebanyak 300 armada kapal berisi 15.000 tentara Jepara dalam misi yang sama.
Kabupaten Jepara memiliki memiliki 227 buah pesantren (data BPS tahun 2022). Salah satu pesantren di Jepara adalah yang menerbitkan buku atau kitab tentang nahwu sharaf berisi metode membaca kitab kuning (klasik) secara cepat yang digagas oleh K.H. Taufiqul Hakim, pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah, Kecamatan Bangsri, Jepara.
Tentunya kedatangan pendakwah muda yang tidak bosan mengajak masyarakat untuk menuju kebaikan dan tholabul ilmi serta memberikan kesempatan kepada 'para nggarangan' untuk terus memperbaiki diri khususnya di Bumiharjo-Keling dan Suwawal-Mlonggo adalah sebuah momentum yang baik.
***