jauh di bawah sana dasar sungai
alirannya jernih meski kecil
langkahku satu-satu
satu jejak
dua jejak
perlahan
perlahan
sebentar lagi kujangkau ujung
17 langkah lagi sampai
pandang mataku pada sepasang sorot mata tajam biru berkilatan
di dasar sungai sisi kananku
tiba-tiba gerakan lincahnya membawa tubuhnya ke posisi dimana ku berada
seluruh tubuh jembatan berguncang
rebah kedua tangan dan kakiku
jari-jariku menggapai temali jembatan
aku gemetaran!
Kucing Besar Hitam
tepat berada di sampingku
tanpa aum ia gerakkan kepalanya menyentuh tubuhku
kurasakan senyuman pada jiwanya
menghalau ketakutanku
segala cekam reda
kuelus kepalanya
ia sandarkan tubuhnya
ke punggungku
kutatap matanya kali ini
: dalam
haru di aku
haru di dia
kupeluk lehernya
ia sandarkan kepalanya di pundakku
"Diajeng!"
seseorang memanggilku
: kamu
menyaksikanku dari tadi
di ujung jembatan
"Sudah reuninya?"
tanyamu sambil tersenyum senang
bergegas ku menujumu
bisik hatiku,
"Ini bukan mimpi,
ini puisi kehidupan"
Kucing Besar Hitam mengikutiku dari belakang
sesekali kuelus kepalanya
sesekali ia sentuhkan kepalanya ke badanku
kami menjelangmu
Rabu, 16 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H