Lihat ke Halaman Asli

Siwi W. Hadiprajitno

Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Kimia, Fisika, Biologi

Diperbarui: 23 Januari 2021   06:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi ilmu Kimia | Republika

Semua berpangkal dari energi. Lalu digandenglah getaran. Gelombang. Frekuensi. Audio maupun visual. Zat terkecil zarrah punya energi, punya getaran. 

Jika bicara tentang audio, ada frekuensi dan gelombang terdengar dan tak terdengar (oleh panca indera manusia). Tak terdengar, bukan berarti tidak ada. 

Pun dengan visual. Ada gelombang, ada frekuensi. Ada yang dalam kisaran penglihatan, ada yang tidak. Tak terlihat, bukan berarti tak ada.

Sejauh ini, semua hal tentang fisika masih akurat. Biologi dan fisika, itu hanya 'buatan' manusia semata, sebagai upaya mempermudah memahami semesta, meskipun kadang 'membelenggu' dan 'menjerumuskan'.  

Demikian pula kimia, tentu saja. Trully, sebuah reaksi kompleks di dalam otak manusia sungguh terus menerus terjadi. Semua itu tak lepas dari energi, getaran, gelombang dan frekuensi. 

Ada lompatan listrik. Ada reaksi enzimatis. Lalu bagaimana tidak mungkin ada energi?
Dan getaran?
Dan gelombang?
Dan frekuensi?

Fisika adalah tentang merenungi alam ini. Merenungi P.V=n.R.T dan kejadian-kejadiannya di alam semesta. Di luar diri kita dan di dalam diri kita. 

Fisika adalah mengagungkan Sang Pencipta, mengagumi ciptaan-Nya melalui fibonacci. 

Bersyukur bahwa Dia telah Menciptakan Leonardo Da Vinci sebagai jembatan. 

Fisika adalah tentang rasio Phi. 

Tentang fluida bergerak dan tak bergerak dan tentang semua rumus termodinamika yang tercermin di sekitar kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline