Lihat ke Halaman Asli

Siwi W. Hadiprajitno

Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Deja vu: Sebuah Narasi Puitik untuk Karya Wastra

Diperbarui: 22 Januari 2021   03:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karya kolaboratif desainer Dian Oerip & pelukis Edi Bonetski

Dejavu adalah sebuah momentum yang indah, sekaligus misterius. Timbulkan resah, gundah, namun sekalugus menawan pukau. Kehadirannya sesaat. Detik-detik yang berlalu saat Dejavu, membekukan waktu, tanpa kita bisa jelaskan apa tadi yang tengah terjadi, dalam kata-kata.

Begitulah Dejavu. Orang bilang, Dejavu adalah penggalan kehidupan kita sebelum kelahiran yang sekarang. Orang bilang, Dejavu adalah persinggungan dua frekuensi dari semesta yang berbeda.

Januari ini, Dejavu hadir dalam karya wastra. Tenun yang dipintal dengan benang-benang cinta, penuh kasih dan doa. Buatan Ngawi, diwarnai dengan campuran kemiri, dilukisi dengan renjana-renjana rasa.

Hitam dan putih.
Yin dan Yang.
Cahaya dan bayangan.
Terang dan kegelapan.
Siang dan Malam.
Begitulah sesungguhnya kehidupan.
Begitulah Oerip.

Hitam dan putih menghadirkan masa lalu dan keseimbangan, yang utuh.
Seolah dua, namun sebenarnya tunggal yang ada.
Tidak lagi terpisah.
Tidak lagi terbelah.
Satu.

Satu rasa, satu jiwa.

Untuk karya Dian Oerip bertajuk: Dejavu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline