Lihat ke Halaman Asli

Siwi W. Hadiprajitno

Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Sang Kalangkyang

Diperbarui: 15 Januari 2021   22:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Elang (Intisari online)

Seekor Kalangkyang terbang tinggi membentuk garis edar berupa lingkaran. Berkeliling ia searah jarum jam. Semakin lama semakin tinggi ia terbang. Sayapnya gagah dan lebar membentang.

Terbang ia tinggi semakin tinggi. Teriakan Kalangkyang membahana memenuhi ruang udara. Yang ia rindukan adalah terjumpanya harapan dan kenyataan: tetes air hujan.

Seekor burung kecil mendekati Kalangkyang. Kecipak sayapnya berkepak-kepak mengganggu laju terbang Sang Elang. Kalangkyang bergeming. Hanya gerakan satu sayap ia tujukan pada Si Burung Kecil.

"Minggirlah.
Biarkan aku merindukan kekasihku: Sang Hujan."

Bisa saja Kalangkyang menyerang.
Bisa saja ia menerjang.
Dengan kegagahan bentangan sayap dan ketajaman paruhnya ia bisa koyakkan Si Burung Kecil Pengganggu.
Tapi Kalangkyang memilih untuk tidak melukai.

Ia tetap anggun terbang
semakin ke atas
dalam alur fibonacci

Fibonacci.
Lingkaran.
Fibonacci.
Lingkaran.
Fibonacci.
Lingkaran.

Menuju satu titik.
Episentrum yang satu.

Fibonacci dan Lingkaran

13 Januari 2021

Catatan Penulis:

Kalangkyang: burung Elang (bahasa Jawa Kuno)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline