Lihat ke Halaman Asli

Siwi W. Hadiprajitno

Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Maukah Kau Menemaniku Hingga Titik?

Diperbarui: 21 Januari 2021   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi orang bercermin (Pexels/Ismael Sanchez)

Maukah kau menemaniku hingga titik?
jangan sekadar melampaui koma dan tanda tanya
jangan cuma sampai pada tanda seru dan titik koma
jangan ragu melalui tanda hubung, tanda kurung, tanda petik, tanda kutip, dan titik dua
pun garis miring

Maukah kau menemaniku hingga titik?
perjalananku bukan pelarian
bukan pula pencapaian
melainkan pencarian
menjalani & menyampaikan
pesan-pesan
hampir pasti tak berkesudahan
bukankah kau sendiri yang bilang: pencarian sejati tak kenal kata berhenti?

ada kalanya badai datang
ada saatnya hanya gelombang
ada waktunya diam berebut peran dengan keheningan

hanya sunya dan suwung

badai memang pasti berlalu
sebagaimana setiap bab dalam satu buku

yang tak pasti adalah 

berapa kali badai akan datang
berapa bab dalam satu buku
bahkan berapa buku yang menuliskan seluruh perjalanan

kulihat engkau di situ
matamu menatap tajam
sibuk mencari jawaban
ke dalam mataku
serupa benar engkau dan aku
kita berhadapan di kaca benggala


hey,
siapakah kau sesungguhnya?
dan hey, siapakah aku?
siapakah yang memukul genderang jantungku hingga dentumnya serupa debur samudera?

Jadi, maukah kau menemani-ku hingga titik?

Catatan Penulis:
Sunya: tiada, kosong
Suwung: kosong, hening
Kaca benggala: cermin

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline