Lihat ke Halaman Asli

Siwi W. Hadiprajitno

Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Puisi | Bahagia

Diperbarui: 6 Januari 2021   14:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi anak gajah yang bahagia (sumber: https://www.boredpanda.com/cute-baby-elephants/?utm_source=google&utm_medium=organic&utm_campaign=organic)

"Bahagia itu tidak nunggu nanti."

Dulu aku bingung dengan kata-katamu itu, Kangmas. Ternyata kuncinya ada di kepala. Sebagian besar. Sebagian besar yang lain, ada di hati.

"Bahagia itu, ya, sekarang. Saat ini.
Hanya soal engkau mengatur tombol yang ada pada dirimu sendiri ketika ber-reaksi dan memberikan respon. Terhadap kejadian-kejadian."

Begitu tambahmu lagi.

"Bahagia itu, orbitnya bukan di gugus bintang yang jaraknya ribuan tahun cahaya. Ia ada di pusat galaksi  terdekat dengan dirimu sendiri, Dhiajeng."

Lagian, bahagia itu sebenernya adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur-unsur gelap dan terang, unsur-unsur yang berpasangan.

Sekali lagi: karena RASA tak pernah bohong.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline