Wijayanti: kemenangan yang abadi
Ayah meniup ubun-ubunku
seperti dahulu saat aku bayi
demikian seterusnya
hingga aku sebesar ini
saat prahara menerjangku
doa panjang
ia bisikkan
kami berdua menutupnya dengan amin
"13, 14, 15
berpuasalah seperti dulu diajarkan Rasulullah
sebentar lagi purnama
hari ini Soma Pon
tirakatlah seperti dulu Eyang Kakung mengakhiri hari dengan manekung"
sungkem kuhaturkan
elusan di rambutku terasa menghangatkan
Wijayanti: kemenangan yang abadi
Ayah menggenggam tanganku
"Apapun yang terjadi di hidupmu,
terima saja, jalani
pada nama yang Ayah beri
ada doa yang setara makna"
badai pasti ada waktunya usai
matahari pada saatnya menerangi
Soma Pon, 28 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H