Lihat ke Halaman Asli

Siwi W. Hadiprajitno

Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Senja di Jakarta Utara

Diperbarui: 20 Desember 2020   21:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selendang Mayang Jingga-dokpri

Seperti dia, 

kau  bukan pemburu senja. 

Hanya saja, seringnya senja terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja. 

Seorang penyair pernah membuat perlambang tentang awan-awan yang bagaikan selendang mayang bertabur warna jingga di angkasa. 

Penyair itu bilang ia melihatnya saat senja. 

Kau pernah bilang, kau selalu kagum pada para Kawi yang menggiati susastra, penyair, dan pujangga. 

Aku bilang sastra dan senja kadang kala harus bertemu satu meja. 

Aku tak peduli kau dan dia akan setuju atau tidak.


Seperti kalian, 

aku pun bukan pemburu senja. 

Sandyakala (aku lebih suka menyebutnya demikian), dia-lah yang seringnya menghampiriku secara kebetulan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline