Bambu kuning memanggil-manggil
Hujan membasah tanah
Deru Bayu bagai dengus Nandi
Hanya yang bertelinga tajam saja mampu menangkap gelombang suara tertutup debum-debum ritmik butir air menghunjam bumi
Nyanyi kodok seperti mengeja nama kekasih
: satu, satu,
: runtut-runut,
: tajwidnya sungguh enak didengar
Rumput bermandikan air mata langit
Pucuk Durian tengadah
Bunga Lengkeng mewujud buah ranum bergelantungan menggoda mata
Adenium-adenium meliukkan pinggangnya bagai gadis-gadis perawan bertubuh penuh gairah hidup
Wahai!
Dua tahun berlalu sudah
Saat kau sentuhkan jarimu untuk pertama kalinya pada kristal pasir laut putih di meja itu dan membawa pulang kerang-kerang
Sementara itu pada sebuah koordinat jauh di Timur
: dua jemari tangan
: lelaki
: perempuan
: Sang Lelaki mengenakan kaos lengan panjang
: legam
: dua jemari tangan bergerak menuju satu titik
: tak sengaja bersentuhan.
: namun badai listrik yang diciptakannya sedemikian besar.
Dahsyat!
Mungkin itu setahun sudah berlalu
Tapi kenangannya
Gambarannya
Tak bisa hilang dari ingatan
Bahkan hadir badai lain: hipotermia.
Kramat Pela, 30 Oktober 2020
Catatan penulis:
Arti 'merak ati': pandangan mata dan tutur katanya mampu menggetarkan hati.