Lihat ke Halaman Asli

Siwi W. Hadiprajitno

Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Niskala

Diperbarui: 30 Agustus 2019   01:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jauh di Selatan kutangkap gigilku yang tak juga mau reda.
Kupeluk
Kupeluk
Kupeluk
Diam ia menetap lama
Berubah menjadi derai air mata

Jauh di Selatan kuusap lukaku dengan raba dan tiupan doa
Darah yang menetes tampak tak seberapa
Terjejak di butir pasir putih yang telah berabad menunggu waktu tiba

Wahai Jiwa!
Adakah yang lebih indah dari jiwa-jiwa tua yang saling berpeluk dan bersapa?
Yang getarnya mengguncang dada anak manusia?

Debur kah itu?
Gemuruh kah?
Reda
Hilang
Sayup
Hening
Sebuah tembang sunyi mengalun lembut
Seperti senandung Ibunda menidurkan Sang Permata Hati

Seperti ajakan senyum Ibunda pada bayi di dekapan yang matanya bulat jenaka

Oh, Ibu
Ampuni saja putrimu
Doakan ia semoga sanggup menetapi sirathal mustaqim
Semoga dalam pelukan damai Sangkan Paraning Dumadi

Location unknown, 26 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline