Lihat ke Halaman Asli

Siwi W. Hadiprajitno

Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Baduy ke Brussels

Diperbarui: 24 Januari 2021   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Sebuah mobil merah dari layanan aplikasi online berbasis aplikasi berhenti persis di depan pagar rumah. Seorang pemuda berusia sekitar 26 tahun bersama seoarang temannya berpamitan kepadaku sebelum memasuki mobil itu. Tujuannya stasiun Kebayoran. 

"Pamit dulu ya, Rambu. Insya Allah nanti lagi saya ke sini lagi bawain madunya"

Saya mengangguk. 

"Salam ya, Mursid, untuk Indra, untuk Inah, dan yang pasti untuk Ayah Mursid"

"Iya, Rambu, engke Mursid salamkeun. Mursid pamit dulu."

Mobil merah itu mundur menuju pertigaan gang, lalu belok kanan dan menghilang dari pandangan saya.

----

Pemuda berusia 26 tahun itu, punya wajah dan sorot mata yang ramah. Sedangkan temannya, lebih banyak diam, tersenyum, dengan wajah lebih berwibawa. Dua orang ini berbusana khas unik etnik. 

Yang satu mengenakan baju atasan berwarna hitam polos, dengan celana hitam polos juga, disertai ikat kepala. Yang satu lagi mengenakan kemeja Batik Baduy Luar warna biru. 

Telekungnya batik Baduy Luar warna hitam. Sedangkan celananya terbuat dari kain tenun Aros khas Baduy Dalam. Tas yang disandangnya adalah tas kepek

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline