Lihat ke Halaman Asli

Siwi W. Hadiprajitno

Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Teh Tawar

Diperbarui: 14 Oktober 2015   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nikmat. Sungguh! Padahal "hanya" segelas teh tawar panas. Panasnya pas! Rasa tehnya juga pas - untuk sebuah produk free dari warung pinggir jalan dengan poster bertuliskan Bakmi Bandung di kota tempat tinggalku. Dan yang membuat teh tawar ajaib itu ternyata adalah seorang bocah kecil berkulit lusuh berusia kira-kira 6 atau 7 tahun. Bocah laki-laki itu mengenakan kaos berwarna hijau komplementer dan celana pendek selutut warna kuning bermotif. Pakaiannya bersih. Matanya sigap mengamati setiap pengunjung yang memasuki warung yang letaknya di depan gedung BCA. Jika ada pengunjung baru, otomatis dia meraih satu buah gelas belimbing, meraih termos air panas dan menuangkan air panas dengan volume kira-kira sepertiga gelas. Setelahnya, bocah cilik itu meraih sebuah tempat air besar terbuat dari plastik transparan putih berisi seduhan teh dan menambahkannya pada gelas belimbing tadi.

Berangsur kaki-kaki mungilnya, melangkah menuju pengunjung dengan dua tangan memegang gelas berisi teh tawar panas dengan sangat hati-hati. Semuanya dilalukan dalam diam. Bahkan seuntai senyumpun tak tampak mengembang. Sesaat sebelum membayar hidangan yang saya dan anak lelaki saya santap, saya bertanya padanya:

"Umur kamu berapa?"

Bocah kecil itu hanya menatap saya. Entah kaget, entah malu, entah takut. Kurasa, dia kaget mendapat pertanyaan tak terduga. Sejenak kemudian dia menunduk dan melanjutkan aktivitasnya: membereskan mangkuk-mangkuk dan gelas-gelas kosong.

Anak sekecil itu, semoga sempat 'nikmati waktu.

@GOR Panata Yuda Karawang
8 Juli 2012




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline