Lihat ke Halaman Asli

Siwi W. Hadiprajitno

Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Aku Bukan Cenayang, Hanya "Mind Reader" Pemula

Diperbarui: 13 Oktober 2015   08:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Kamu.... cenayang, ya?", tanya rekan kerjaku. Wajahnya gusar. Matanya yang bulat semakin besar pupilnya. Bibirnya agak-agak melongo.

Aku tertawa tanpa suara. Merapikan berkas-berkas kerjaan di meja kubikalku. Dia masih melongokkan kepalanya ke batas teritorial kubikalku dan kubikalnya.

"Heh...! Nenek Sihirrr...!", panggilnya lagi.

Aku mendongakkan kepala. Mengerling mata jenaka. Memasang bibir lucu. Dan pengibaskan rambutku seperti Piggy di film Kermit, Si Kodok Hijau.

Lalu tiba-tiba, aku bilang, "Eeeh, Pak Praaaas....! Iya, Pak, sepuluh menit lagi, Annual Report-nya jadi. Baru dikopi sama Farid". Dengan gerakan mendadak, aku berdiri kaku di tempatku.

Rekan kerjaku terhenyak kaget, memutar badannya dan memandang ke arah pandanganku serta lawan bicaraku. Yang ternyata: tak ada siapa-siapa.

"Semprulll....!!", semburnya.

Aku terkikik. Melihat pergelangan tanganku dimana arloji coklat Fossil bertengger kegedean. Waktunya untuk kembali bekerja. Kuraih ikat rambut warna merah bata berrumbai dan mulai mengikat rambut legam lebatku tinggi-tinggi. Anak-anak rambut yang bandel di tengkuk belakangku jadi hiasan leher warna pucat-agak-seperti-pualam. Yang disebut oleh Vira, penghuni kubikal seberang gang, sebagai "satu-satunya hal sexy yang kumiliki". Asem.

Kulirik sekilas, Angga-rekan kerjaku itu-, sudah tenang kembali di mejanya. Sesaat kemudian dia sudah melesat ke kubikal mbak Ditya, Asisten Manajer kami.

Giliran aku yang nggak tenang. Bukan karena tenggat waktu project advertising yang sekarang kutangani. Tapi karena teringat kejadian tadi pagi, saat tiba-tiba, aku seperti mendengar suara Angga bergumam. "Duh, bingung nih. Mau motor sport banget. Tapi Nm*x ini keren juga!". Jelas banget. Sampai-sampai aku berdiri, dan mengendap-endap dengan cepat ke kubikal sebelah. Memastikan apakah bibir Angga sedang bergerak-gerak, berkata-kata. Dan ternyata dia lagi sibuk mengunyah biskuit. Di hadapannya, tidak terhampar brosur motor Y*maha. Di layar monitornya juga tidak.

"Apa 'lo?", katanya galak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline