Inilah sendratari menampilkan satu episode dramatik tentang perjuangan, pengorbanan, murka, yang harus dihadapi dewi Uma. Kesetiaan bidadari cantik jelita sakti atau permaisuri batara Siwa alias batara Guru itu harus ditebus mahal, menjadi Sang Durga dibuang sengsara dalam rimba belantara wingit Gandamayit selama 12 tahun.
Sendratari yang mengadopsi kisah Sudamala ini tampil pada malam tahun baru 2016 di aspal jalan raya depan rumah makan Dapur Kunang Kunang di utara gedung Perpusda Tulungagung atau di timur laut alun alun Tulungagung.
Sendratari diperankan 3 pemain yaitu Meilia Padma Kartyasa dari kota Malang sebagai Sang Durga, Anugerah Langit dari Tulungagung sebagai Dewi Kunti, dan kang Bayu Kriswantoro Cawang Segawe Perkusi Tulungagung sebagai Sadewa sang Sudamala.
Pentas sendratari dengan panggung alami aspal jalan raya itu menjadi bagian dalam acara 8 jam nonstop Cawang Segawe Perkusi Tulungagung yang main perkusi mulai 31/12 2015 jam 16.00 sore sampai 1/1 2016 jam oo.oo. Acara ini terselenggara kerjasama dengan Dapur Kunang Kunang.
Inilah alur kisah Sudamala yang narasinya dibacakan malam itu oleh mbak Wolly Astuti diiringi alun suara musik etnik perkusi dari grup Cawang Segawe Perkusi Tulungagung.
Pada mulanya batara Guru menganggap dewi Uma sebagai istri yang tidak setia. Sang Dewi yang cantik jelita diturunkan dari kayangan menuju rimba belantara wingit Gandamayu menjadi sosok raksesi bernama dewi Durga.
Dengan kemarahan, rasa sedih, dan putu asa, terciptalah Durga dari sosok Uma yang cantik jelita. Dengan memendam kemarahan, Durga hadir meenebar ketakutan ke dunia, jiwa yang datang dari rasa sakit oleh sebab kasih yang terabaikan, kasih yang terbuang, dan kasih yang terkianati.
Selama 12 tahun rimba belantara Gandamayu menjadi saksi penantian panjang seorang Durga. Ia sedang menanti sebuah proses peruwatan sebagaimana dijanjikan Batara Guru. Bahwasanya yang mampu meruwat Durga adalah kesatria bernama Sadewa, saudara kembar Nakula dari keluarga Pandawa.
Suatu ketika terjadi perang antara pandawa dengan saudaranya dari kurawa. Pandawa terancam. Kunti, ibu Pandawa merasa cemas kehilangan para putranya. Keadaan itu membuka peluang Sang Durga. Dengan segala kekuatannya, Durga datang menemui Kunti, sanggup membantu menyelamatkan Pandawa dengan sarat Kunti harus menyerahkan sadewa sebagai tumbal membebaskan Durga dari kutukan Batara Siwa.
Pada awalnya Kunti menolak. Ia tidak mau mengorbankan sadewa. Durga murka. Dan kerapuhan dan kelembutan hati Kunti dimanfaatkan oleh Durga. Terciptalah sosok bernama Kalika yang sudah ditanami rasa cinta lalu merasuk ke diri Kunti.
Kemudian Kunti meminta kepada Sadewa mau menjadi tumbal membersihkan Sang Durga dari segala noda. Menjadikan Sang Durga kembali cantik jelita.