Lihat ke Halaman Asli

Siwi Sang

Pegiat Literasi Desa

Jangan Cita-cita Jadi Penulis

Diperbarui: 18 Juni 2015   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam acara bedah buku Boom Literasi di Rumah Baca MEP Yusron, Jombang, Sabtu [19/6], Eko Prasetyo menyampaikan bahwa profesi penulis selama ini dianggap kurang mentereng atau tidak menjanjikan dari segi penghasilan. Itulah sebab kenapa hampir semua anak sekolah tidak ada yang bercita cita jadi penulis.

"Coba tanyai anak anak sekolah dasar apa cita cita mereka jika kelak besar. Hampir sebagian banyak bercita cita jadi pilot, dokter, polisi, tentara, dan sederet pekerjaan atau profesi mentereng lainnya. Hampir pasti tidak ada yang menjawab ingin jadi seorang penulis atau pengarang. Ini karena di Indonesia profesi penulis dianggap tidak menjanjikan uang atau sebagai sumber penghasilan," ungkap mantan wartawan Jawa Pos  itu.

Ia kemudian membandingkan dengan luar negeri macam Amerika dimana profesi penulis sangat menjanjikan dan menjadi sumber penghasilan melimpah menjadi satu profesi idaman. "kalau di Amerika, ngedit satu kata dapat bayaran sekitar empat dolar Amerika. Jadi di sana pekerjaan dibidang tulis menulis sangat dihargai dan menjanjikan dari segi penghasilan," kata Eko Prasetyo yang juga menjadi  salah seorang penulis sekaligus tim editor buku Boom Literasi.

Pada kesempatan yang dihadiri dua penulis dan editor buku Boom Literasi, Suhartoko dan Much. Khoiri itu, Eko Prasetyo juga menyampaikan, melalui penerbitan buku Boom Literasi antologi 16 penulis alumni UNESA Surabaya,  bertekad mendobrak paradigma, mengangkat derajat bidang literasi terutama menulis menjadi satu pekerjaan yang menjanjikan dan banyak diminati terutama generasi muda.

"Bahwa bidang literasi, membaca dan terutama menulis, dapat mengentaskan kemiskinan atau mengangkat penghasilan seseorang," tandasnya mantap.

Eko Prasetyo juga berpesan pada para penulis bahwa dalam berkarya penulis punya tanggung jawab pada masyarakat. Yang utama, katanya, bukan karyanya diterbitkan penerbit besar, tapi bagaimana karyanya dapat dibaca, dinikmati, dan menginspirasi banyak orang.

"Penerbit indie menjadi alternatif bagi para penulis untuk menyebarkan karya karyanya. Asal karyanya layak baca dan mengusung sesuatu yang mencerahkan, maka dengan sendirinya akan diterima para pembaca dan jika diterima pasar atau laku jual, dengan sendirinya pula akan meningkatkan taraf hidup seorang penulis" papar Eko Prasetyo.

Jadi masihkah berpendapat jangan bercita cita jadi penulis?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline