Lihat ke Halaman Asli

Siwi Sang

Pegiat Literasi Desa

Ketika Para Barongan Lereng Gunung Wilis Serbu Situs Sejarah Mbah Bodo Desa Sendang Tulungagung

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1408441981326055581

Beberapa detik setelah detik detik proklamasi berhenti berdetik di lapangan Argo Wilis, puluhan barongan lereng gunung Wilis serbu situs sejarah Mbah Bodo yang terletak  dekat lapangan.  Dari arah jalan desa mereka muncul satu satu ke hadapan tetua adat desa Sendang Tulungagung, mbah Soeryaniadi, yang ketika itu sudah siaga bersama segala ubarampenya. Setiap barongan yang datang langsung duduk kemudian sang tetua adat menyiduk air kembang setaman yang sebelumnya tertampung dalam sebuah jambangan batu peninggalan jaman kerajaan Kediri. Suasana mistis spiritual kian kental ketika Sang Tetua Adat bergiliran menyirami mulut dan kepala barongan juga meminumi para pemain barongan.  Juru Pelihara atau Jupel situs,  ibu Katemi dibantu mas Sigit, ketua desa wisata Sendang, yang berdiri mengapit Sang Tetua Adat, ikut dengan memerciki air dan kembang ke wajah para barongan. Sampai kemudian para barongan keluar ruangan dengan terlebih dulu membunyikan suara menggetak.

Itulah suasana upacara adat tradisi Siraman Barongan yang berlangsung di situs sejarah Mbah Bodo desa Sendang kecamatan Sendang Tulungagung pada tanggal 17 Agustus silam. Meski namanya Siraman Barongan, kenyataannya yang mengikuti prosesi upacara tidak cuma para pemain barongan, melainkan hampir seluruh pemain seni tradisi yang ada di desa Sendang dan desa desa sekitar, seperti para pemain Reyog Kendang Tulungagung, dan para pemain jaranan.

[caption id="attachment_320019" align="aligncenter" width="300" caption="Tiga barongan muncul di ambang halaman situs Mbah Bodo"][/caption]

[caption id="attachment_320020" align="aligncenter" width="300" caption="Mbah Soeryaniadi menyiram kepala barongan didampingi Jupel ibu Katemi dan ketua desa wisata Sendang, mas Sigit."]

1408442212824344541

[/caption]

[caption id="attachment_320022" align="aligncenter" width="300" caption="pemain seni tradisi Reyog Kendang Tulungagung juga ikut Siraman Barongan"]

1408442516968814803

[/caption]

[caption id="attachment_320025" align="aligncenter" width="300" caption="pemain seni jaranan disambut ibu Katemi"]

14084426311046122080

[/caption]

14084428221287432944

[caption id="attachment_320030" align="aligncenter" width="300" caption="usai disiram air kembang, barongan segera keluar ruangan"]

14084428831054270016

[/caption]

[caption id="attachment_320032" align="aligncenter" width="300" caption="Kabid Kebudayaan Tulungagung, Agung Prawidodo, sedang mengguyur kembang yang diciduk dari jambangan batu situs Mbah Bodo disaksikan Sang Tetua Adat Sendang"]

1408443207664746788

[/caption]

Agung Prawidodo, kabid Kebudayaan Tulungagung  yang sejak awal harid dalam acara itu menyampaikan bahwa upacara adat tradisi Siraman Barongan yang berlangsung rutin tiap tanggal 17 Agustus merupakan potensi yang sangat luarbiasa. " Saya melihat ini  satu semangat kebersamaan dan satu spiritual luarbiasa yang tumbuh dari masyarakat desa Sendang dan sekitarnya dalam rangka melestarikan tradisi dan nilai nilai yang luhur," ungkapnya.

Menurutnya, pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan akan terus mendorong dan meningkatkan kapasitas serta bersama sama masyarakat Sendang untuk memfasilitasi sedemikian rupa sehingga prosesi acara dari awal sampai akhir lebih rapi, lebih hikmat, dan meriah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline