Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran
Pola 82 JP yang diselenggarakan pada tanggal
2 Oktober 2019 s.d. 19 November 2019
UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN BERBASIS ZONASI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MATERI AJAR PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA PADA SMPN 1 LONG KALI
Dalam Program PKP yang pernah saya laksanakan, saya membuat best practice sesuai judul diatas. Dimana dalam laporan tersebut, dapat diketahui bahwa :
HASIL KEGIATAN
Hasil
Hasil yang dapat dilaporkan dari Best Practice ini adalah :
Proses penbelajaran IPS yang dilakukan dengan menerapkan model Problem Based Learning berlangsung dengan penuh semangat. Peserta didik yang biasanya diam, ikut mengambil bagian untuk berpartisipasi dalam kelompoknya. Peserta didik menjadi aktif dalam berdiskusi maupun di dalam menjawab pertanyaan guru. Selain itu peserta didik mulai berani bertanya kepada guru maupun kepada temannya. Aktivitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak PBL menuntut peserta didik untuk aktif dan berani berkomunikasi serta bercollaboration dengan teman dan guru.
Pembelajaran IPS yang dilakukan dengan menerapkan model PBL akan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan Trasfer Knowledge. Setelah peserta didik mengamati, membaca, menyelidiki, mendiskusikan, menyimpulkan dan mempresentasikan hasil penyelidikan, Peserta didik akan memiliki dasar pemahaman yang lebih mendalam. Pemahaman ini akan menjadi dasar dalam mempelajari pembelajaran berikutnya.
Penerapan model pembelajaran PBL, akan meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan berpikir kritis. Hal ini dapat kita lihat dari partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis dalam pembelajaran tidak berorientasi HOTS, maka suasana belajar terasa membosankan, sepi, dan cenderung tegang. Peserts didik cenderung belajar sendiri -- sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas dari guru. Guru hanya berpikir bagaimana peserta didik dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik, kurang peduli pada proses berpikir peserta didik.
Tidak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini disajikan selalu menggunakan pola deduktif ( diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan). Kegiatan pembelajaran yang seperti ini akan membuat peserta didik cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik adalah apa yang diajarkan guru. Berbeda kondisinya dengan pembelajaran yang berorientasi HOTS dengan menerapakan PBL.
Dalam pembelajaran ini, pemahaman peserta didik tentang konsep Perubahan Sosial Budaya, benar-benar dibangun oleh peserta didik melalui pengamatan dan diskusi yang menuntut peserta didik untuk berpikir kritis.
Penerapan model PBL juga mendorong peserta didik dalam memecahkan masalah ( Problem Solving ). Model PBL dapat diawali dengan menyajikan permasalahan kontekstual yang mampu mendorong peserta didik untuk merumuskan pemecahan masalah. Dalam menerapkan pembelajaran PBL, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku siswa, mencari materi dan data dari sumber lain yang relevan.