Lihat ke Halaman Asli

Raina Novalita

Anak SMACK

Mengingat Pandemik 1 Abad yang Lalu, Flu Spanyol

Diperbarui: 31 Maret 2020   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sebelum kita memasuki tahun 2020 ini, banyak postingan di Twitter yang mempertanyakan suatu hal. Hal tersebut adalah, apakah pada tahun 2020 ini akan ada pandemik? 

Hal ini dipertanyakan karena munculnya beberapa postingan yang mengatakan bahwa setiap 100 tahun, atau 1 abad, ada siklus wabah besar yang muncul.

Contohnya, pada 1820 ada pandemik Kolera dan pada 1920 ada Flu Spanyol.

Hal ini bisa saja sebuah kebetulan yang besar. Atau bahkan, terlihat seperti sebuah settingan. Tetapi kita tidak akan membahas hal itu pada hari ini.

Hari ini kita akan fokus kepada salah satu pandemik yang mematikan, yaitu Flu Spanyol.

Seputar Flu Spanyol

Lain dari namanya, Flu Spanyol ini bukan lah sebuah flu yang mematikan, melainkan Influenza tipe A. Selain itu, Flu Spanyol ini bukan berasal dari Spanyol. Daerah asal mula penyakit ini sampai sekarang masih di debatkan, tetapi hipotesis mengatakan bahwa penyakit ini bisa berasal dari Asia Timur atau Eropa.

Pada 6 bulan pertamanya, penyakit ini memakan 25 juta korban jiwa. Hal ini menyebabkan ketakutan akan berakhirnya semua manusia. Hal ini juga mengkonfirmasi kan dugaan bahwa influenza bisa menjadi sesuatu yang penyakit yang mematikan.

Karena banyaknya korban jiwa, banyak yang beranggapan hal ini menyebabkan perubahan saat masa Perang Dunia 1, tetapi sebenarnya, kemungkinan penyakit ini akan merubah banyak hal sangat sedikit karena masing-masing kubu yang berperang pada masa itu sama-sama terpengaruhi oleh Flu Spanyol ini.

Tetapi, ada kemungkinan besar Perang Dunia 1 lah yang menyebabkan arus pandemik ini, melihat bagaimana keadaan para tentara di kamp mereka.

Ada 3 tahap yang dilalui saat pandemik Flu Spanyol ini. Korban jiwa pada tahap kedua lah yang paling sedikit. Hal ini dikarenakan orang-orang sudah berhati-hati dan menjaga diri mereka sendiri di rumah, tetapi walaupun tahap kedua memakan korban terdikit, angka ini naik kepada puncaknya pada tahap ketiga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline