Lihat ke Halaman Asli

Lingkar Antong-Lango: Dari Pedalaman Desa Untuk Aceh Barat tang Sejahtera

Diperbarui: 13 Juli 2020   15:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Foto Dok Diskominsa/IST)

"Kalau desa maju, kota pun akan maju" sebuah ungkapan silogisme yang menggambarkan usaha dan kinerja nyata Pemerintah Aceh Barat melalui instansi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam membuka akses desa yang selama ini terisolir dari jangkauan jarak yang berada di pedalaman hutan belantara. Tujuannya agar mobilitas masyarakat tidak lagi menemui kendala meskipun jauh dari letak kota sehingga distribusi kegiatan ekonomi, sosial, dan kesehatan dapat terpenuhi sebagaimana mestinya.

Salah satu titik fokus dalam menghapus desa terisolir di Kabupaten Aceh Barat adalah dengan membangun jalan lingkar yang nantinya akan menghubungkan beberapa kecamatan menuju kawasan kota. Desa Antong yang berada di kecamatan Panton Reu dan desa Lango yang termasuk dalam kecamatan Pante Ceureumen adalah 1 dari 24 ruas jalan lingkar yang menjadi target perealisasian pembangunan dengan panjang 14,5 kilometer dari total keseluruhan ruas jalan lingkar 106,96 kilometer.

Selama ini hanya ada dua jalur yang dapat dilalui menuju kedua desa tersebut. Kedua jalur tersebut harus ditempuh 2,5 jam dari Desa Meutulang dan 2 jam dari Desa Sibintang dengan kondisi jalan yang rusak parah dan berisiko tinggi. Pembukaan akses jalan lingkar ini nantinya tentu akan mempersingkat jarak tempuh dan memudahkan mobilisasi masyarakat antar kedua desa.

Pembukaan jalur jalan Antong-Lango merupakan pengerjaan lanjutan dari kegiatan tahun 2018-2019 yang dikerjakan oleh TNI melalui program TMMD Kodim 0105/Aceh Barat. Dari program tersebut, pihak TNI berhasil membuka jalur jalan sepanjang 3,6 kilometer dalam kurun waktu dua tahun. Proyek berkelanjutan ini juga akan dilakukan secara bertahap dari pembukaan ruas jalan, pengaspalan, dan saluran yang berada di tiap sisi badan jalan. Dengan demikian, akses mobilisasi akan meningkat begitu juga dengan ekonomi pada masyarakat.

Polemik Ekonomi, Sosial, Pendidikan dan Kesehatan

Dasar utama dari dibukanya akses menuju desa yang berada di pedalaman akibat dari rasa keprihatinan terhadap perkembangan ekonomi yang mengalami kemunduran, struktur sosial yang mengalami ketimpangan dan kesehatan masyarakat yang tidak mendapat pengobatan dengan baik. Ketiga persoalan ini membuat masyarakat menjadi korban. Segala akses yang penuh keterbatasan disadari langsung menghambat ruang gerak dari masyarakat untuk memberdayakan kehidupannya secara mandiri.

Jika dilihat dari segi ekonomi, desa Antong memiliki potensi sumber daya pertanian berupa kelapa sawit yang bernilai jual tinggi. Namun, pemanfaatan potensi tersebut tidak dapat dimaksimalkan dengan baik lantaran akses jalan yang tertutup sehingga distribusi hasil sawit hanya tersendat di dalam desa. Hal ini tentu merugikan buruh tani dengan pendapatan yang minim dari pekerjaanya tersebut.

Begitu pula dengan pendidikan yang paling terkena dampak dari terisolirnya akses keluar masuk kedua desa. Mereka yang berstatus pelajar di luar lingkup desa Antong maupun Lango akan kesulitan untuk menuju ke tempat sekolah maupun kampus. Kalaupun harus mengakses jalur perairan, risiko lain turut menjadi pertimbangan. Segala bentuk keterhambatan ini membuat segelintir pelajar menjadi tidak nyaman untuk menuntut ilmu. Dikhawatirkan nantinya minat mereka dalam menunjang pendidikan malah menurun seiring dengan kondisi yang ada di tempat mereka tinggal.

Selain itu juga, kondisi kesehatan menjadi perhatian utama dimana sebagian besar dari masyarakat desa Antong mengalami masalah kesehatan berupa lubang di gigi dan penyakit kulit. Kondisi ini tidak dapat disembuhkan secara berkala karena akses dari dokter atau perawat puskesmas terkait, sangat sulit untuk menjangkau lokasi akibat dari tertutupnya ruas jalan.

Ketiga kondisi yang telah disebutkan tadi menjadi pemicu dari timbulnya ketimpangan sosial yang terjadi di kalangan masyarakat setempat. Ketika akses jalan menuju desa tertutup, perekonomian yang bertumpu pada hasil kelapa sawit pun tersendat, akibatnya pendapatan masyarakat pun terbatas dan angka kemiskinan pun semakin bertambah. Masih berkaitan dengan segi ekonomi, kesehatan juga mempengaruhi mobilitas kerja dari masyarakat yang kebanyakan berprofesi sebagai buruh tani. Ketika kondisi kesehatan mereka sakit, maka kinerja untuk memangku ekonomi tidak dapat terselesaikan dengan baik. Akibatnya, masyarakat harus berhenti bekerja dan menambah beban pendapatan dari biaya pengobatan sakit yang harus dikeluarkan.

Potensi Desa Kala Akses Jalan Dibuka

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline