Lihat ke Halaman Asli

Sitti Rabiah

Kepala TK & Paud

Memotret Biar Bagus Ada Caranya Loh

Diperbarui: 11 Agustus 2015   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Memegang kamera saja punya teknik, apalagi cara memotret (foto illustrasi) "]

[/caption]

Selama ini saya lebih banyak difoto atau dipotret dibanding memotret sendiri padahal saya terus terang suka juga menikmati pemandangan dari hasil pemotretan orang lain. Tapi entah kenapa belum pernah sekalipun mencoba memegang tustel, kamera, kecuali bila ada orang yang minta tolong dipotret dengan kamera mereka sendiri. Istilahnya “Tongbro” alias Tolong Bro! Yang merupakan pelesetan dari Tongsis atau Tongkat Narsis.

Setelah ikut bergabung dengan komunitas blogger dan setiap saat menulis reportase atau review satu produk, barulah mulai saya mengerti dan merasakan betapa pentingnya arti sebuah foto yang dihasilkan dari sebuah kamera. Baik itu dari kamera SLR (lupa kepanjangannya apa, pokoknya itu loh kamera besar yang bisa dipakai tele hehehe...) atau smartphone atau kamera jadul yang biasa saya gunakan sehari-hari. Soalnya kurang bagus kalau posting tulisan di blog tapi kering oleh illustrasi foto. Iya kan?

Kebetulan saya seorang istri dari suami yang berprofesi sebagai wartawan. Sehari-hari saya bekerja sebagai guru TK. Soal yang namanya foto, kamera, sudah sangat familiar dalam kehidupan kami sehari-hari. Setiap saat suami memanfaatkan kameranya baik yang SLR maupun yang semata-mata hanya mengandalkan kamera handphone, untuk mengabadikan kami sekeluarga. Bahkan sering saya menggodanya dengan mengatakan, “Apaan sih Pap, apa aja difoto?”. Biasanya sang suami hanya bilang, “untuk sekedar foto dokumentasi”.

Belakangan saya mulai sadar, foto itu sangat besar manfaatnya. Pelan-pelan saya belajar memotret dari bimbingan suami, atau kedua anak saya secara kursus kilat. Alhamdulillah sudah ada beberapa tulisan postingan saya di blog sudah menggunakan hasil jepretan saya sendiri. Bagaimana hasilnya, jangan ditanya deh, masih amburadul hehehe.....

Saya teringat pesan pak Teguh Sudarisman, seorang traveller dan penggemar fotografi, ketika suatu hari memberikan materi di sebuah acara komunitas blogger. Menurut beliau yang sudah banyak tulisan dan fotonya termuat di sejunlah majalah wisata ini, ada perbedaan mencolok antara menulis dan memotret.

Kata Pak Teguh, kalau belajar menulis itu cukup sekali-dua kali latihan menulis, selanjutnya sudah terbiasa apalagi kalau memang dasarnya sudah ada bakat menulis. Berbeda dengan belajar memotret. Semakin diulang dan terus memotret, semakin banyak salahnya. Artinya belajar memotret itu harus kontinyu dan terus menerus belajar sekaligus bagaiamana memahami seluk-beluk kamera dan cara pengambilan obyek foto.

Beruntung pernah membaca dan mendengar pengalaman dari Nurulita dan Raja Siregar. Kedua fotografer profesional Indonesia ini sempat berbagi pengalaman saat mengisi acara ‘Capturing Your #EveryDELLife’ di Hotel Mulia, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Acara ini selain bertujuan mengedukasi masyarakat bahwa produk DELL bukan hanya sebagai komputer/laptop yang digunakan sehari-hari, Namun juga sahabat di setiap aktivitas. #EveryDELLife sendiri mewakili 7 profesi sebagai representasi 7 warna corporate dari DELL, diantaranya adalah fotografi dan industri kreatif yang terkait di dalamnya.

Turut hadir Raja Siregar dan Nuruiita sebagai speakers, Henri Yoke selaku Marketing Specialist PT DELL Indonesia, Yohan Wijaya selaku MNC Sales Director Intel Indonesia. Panitia juga memperkenalkan seri terbaru mereka yaitu New XPS 13 dan XPS 15 kepada para peserta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline