Lihat ke Halaman Asli

Film Seru Sarat Ilmu (Kiss the Ground) Bagian 2

Diperbarui: 5 September 2023   08:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Netflix

Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya mengenai film “Kiss the Ground” yang menceritakan tentang banyaknya keberhasilan orang-orang dalam upaya mereka menyerap karbon yang dianggap sebagai penyebab perubahan iklim. Film ini disutradarai oleh Josh Tickel & Rebecca Harrell yang merupakan para environmentalist yang berusaha untuk mewujudkan film ini dalam waktu kurang lebih 7 tahun dan menggali ilmu dari sekitar 200 ilmuwan, PhD, orang-orang dari IPCC, yang berasal dari latar belakang ilmu yang berbeda. Ahli klimatologi, ahli biologi, ilmuwan tanah, yang tidak biasanya berkolaborasi.

Bagian berikutnya dari film tersebut menceritakan tentang seorang regenerative rancher yang lain, Doniga Markegard. Permakultur sangat mempengaruhi hidupnya. Sistem yang memungkinkan adanya pertanian permanen, sebuah agrikultura yang tak sekedar menyuburkan bumi, tetapi juga menghasilkan bahan pangan secara regeneratif. Tanpa menghabiskan sumber daya. Peternak holistik seperti dia menggunakan perencanaan cermat agar sapi bisa menyerap karbon dan meregenerasi tanah. Dia menggunakan peta untuk menunjukkan seberapa besar ukuran petak-petak sapi berada, merekam pengamatan, spesies, dan semua yang ada di lahan. Mereka mengelola lebih dari 32 km2 di sepanjang Bay Area.

Sapi disebut sebagai tanki mikroba karena sapi memiliki mikroba dalam rumen, untuk memecah serat dalam makanannya. Jadi saat sapi berak, tinjanya bak gundukan mikroba hangat yang sangat berguna untuk lahan (Kristin Ohlson, penulis buku The Soil Will Save Us).

Sumber: Netflix

Ketika rumput dimakan oleh sapi, akar ini akan mengelupas. Akar itu terbuat dari karbon. Karbon diserap dari atmosfer melalui fotosintesis ke dalam tanaman, lalu melalui tanaman ke sistem akar, lalu akar mengelupas dan berubah menjadi humus di tempat yang seharusnya. Model pertanian yang mereka terapkan melahirkan miliaran kehidupan dalam bentuk mikroba tanah, nematoda, dan burung-burung padang rumput. Sekuestrasi karbon alami

Ada benua dan negara-negara besar yang kini menderita 2 bencana, yaitu suhu tinggi dan kekeringan. Itu merusak tanah dan merusak kehidupan. Salah satu solusi tantangan ini adalah mengumpulkan sisa makanan dari kota, seperti di San Francisco (California), mengubahnya menjadi kompos dan membawanya ke peternakan lokal. Itu membantu tanah menahan air karena kompos adalah penyerap alami. Sayangnya, kebanyakan sampah dibakar atau dikirim ke TPA.

Sumber: Netflix

Gavin Newsom (governor, California) mengungkapkan bahwa salah satu strategi spesifik di San Francisco yaitu mengurangi limbah. Warga San Francisco akan didenda jika tak memasukkan kompos ke tempat sampah hijau. Orang diberi insentif agar tak membuang ke tempat sampah hitam. Jika tempat sampah hitam kosong maka gratis. Jika isinya banyak, tarifnya mahal. Tujuannya adalah mengisi tempat sampah hijau dan biru, yaitu tong kompos dan daur ulang. Di San Francisco mereka mengumpulkan 700 ton sisa makanan dan potongan tanaman per hari.

Sumber: Netflix

Pada pukul 5 pagi, mereka membuat kompos. Ini jenis sampah terpenting karena di dalamnya terkandung nutrisi dan karbon. Kompos dari sisa makanan restoran dan rumah penduduk, dimasukkan ke sistem penyortiran. Butuh waktu sekitar 2 bulan, untuk mengolah sampah kulit telur, tulang ayam, dan sisa sayuran sehingga menjadi kompos jadi yang bagus. Semua sisa makanan tersebut dikirim ke fasilitas kompos Recology. San Francisco menjadi kota besar paling berkelanjutan di Amerika Serikat hanya dalam beberapa tahun dan ekonomi mereka tumbuh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline