Chikungunya di Indonesia dilaporkan pertama kali di Samarinda pada tahun 1973. Hampir di seluruh wilayah Indonesia berpotensi mengalami kejadian luar biasa (KLB) chikungunya. Kejadian ini biasa terjadi pada akhir musim hujan.
Chikungunya adalah infeksi virus yang ditandai dengan serangan demam dan nyeri sendi secara mendadak. Virus ini menyerang dan menulari manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus, dua jenis nyamuk yang juga dikenal sebagai penyebab demam berdarah. Pencegahan penyakit chikungunya dapat dilakukan melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang di praktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.
Perilaku masyarakat dalam mencegah dan menghindari tertularnya demam penyakit chikungunya dapat dilakukan dengan memberantas nyamuk pembawa virusnya melalui perilaku hidup bersih dan sehat. Upaya pencegahan chikungunya yang paling murah dan efektif dapat dilakukan dengan 3M yaitu menguras bak seminggu sekali, menutup penampungan air, serta mengubur barang-barang bekas. selain itu, jangan menggantung pakain di belakang pintu kamar, karena hal ini dapat dipergunakan nyamuk sebagai tempat tinggal.
Penyebaran chikungunya melalui gigitan nyamuk yang membawa virus chikungunya. Pada umumnya nyamuk ini Penyakit-Penyakit Tropis yang Disebarkan Oleh Bakteri, Virus, dan Parasite 23 menyerang disiang hari, namun gigitan terutama saat dini hari dan sore hari. Sehingga orang yang sering berada di luar rumah, akan lebih rentan terkena virus ini.
Gejala dimulai terasa pada 4--8 hari, namun dapat juga dimulai sejak 2--12 hari setelah gigitan. Gejala awal menyerupai gejala flu, yaitu: demam yang tiba-tiba, nyeri, berlangsung berminggu-minggu yang merupakan gejala utama chikungunya. Selanjutnya muncul gejala nyeri otot, kedinginan, sakit kepala tidak tertahankan, bintik-bintik merah di tubuh, kelelahan, mual dan muntah. Nyeri sendi, umumnya tetap terasa berbulan-bulan hingga tahun. Kadang-kadang chikungunya menyebakan komplikasi, seperti gangguan saraf, mata, jantung dan saluran pencernaan.
Antropologi kesehatan mempelajari tentang kebiasaan masyarakat, cara pandang masyarakat terhadap penyakit, cara menanggulangi penyakit, penyebaran penyakit hingga hubungan penyakit dengan masyarakat.
Ditinjau dari Ilmu Antropologi Kesehetan penyakit chikungunya bisa dikatakan sebagai masalah yang berada pada masyarakat. karena masyarakat yang kurang menjaga kebersihan lingkunganya sehingga bisa membuat tempat untuk nyamuk berkembang biak. yang akhirnya bisa menyebabkan masyarakat terkena penyakit chikungunya yang berasal dari nyamuk aedes aegypti.
Sitria Hajrawaty Husain
Nazwa Salsabila Suma
Dra Mardia Bin Smith S.Pd M.SI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H