Lihat ke Halaman Asli

Andai Saya Laki-laki

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

saya dan segala kekurangan saya..
sedikit berharap,
andai saya laki-laki ....

saya yang terlahir sebagi laki-laki,
saya yang tumbuh besar menjadi seorang laki-laki,
sesungguhnya tidak benar-benar laki-laki..

lalu saya terhimpit emosi,
sesak penuh air mata,
saya dan air mata saya bersatu,
kami bersama menuai angan,
dalam emosi penuh tangis,
saya berharap saya laki-laki..

semua melihat dengan matanya,
semua merasakan dengan kulitnya,
semua mendengar suara saya,
saya ini laki-laki..

satu saja yang tidak bisa mereka lihat,
hati saya bukan laki-laki,
lalu saya berkobar penuh emosi,
terperangkap dalam asa berkubah sesak..

dalam hidup masa kecil saya,
saya bermain dengan boneka,
anak laki-laki lain bermain dengan mobil-mobil kecilnya.
saya bermain dengan perempuan,
anak laki-laki lain sedang berkelahi.
saya bermain dengan rambut ibu saya,
anak laki-laki lain bermain bola sambil sesekali bertengkar.

lalu saya tumbuh semakin dewasa,
saya tertawa sambil membicarakan yang lain,
laki-laki yang lain berkutat dengan benda elektroniknya.
saya menghabiskan waktu dengan perempuan-perempuan dewasa,
laki-laki yang lain sibuk dengan olah-raga.
saya sibuk memperhatikan pakaian orang lain,
laki-laki yang lain tidak perduli dengan apa yang mereka pakai.

lalu saya terdiam dalam tangis seorang ibu,
saya yang cukup dicintai oleh banyak perempuan,
tapi tetap memilih sendiri,
ibu yang hidup dengan khawatirnya,
ibu yang takut ternoda oleh aib,
ibu yang berharap banyak akan kebahagiaan anaknya,
ibu yang tidak bahagia.

saya ingin dunia tahu,
saya tidak pernah berharap menjadi begini,
saya tidak pernah memilih jalan hidup yang ini,
saya ingin menjadi laki-laki.

ada seorang laki-laki dengan satu kakinya berdiri di tengah keramaian,
lalu sebagian menghina dengan mudahnya,
cacat! hina! menjijikan!
laki-laki itu hanya terdiam dan menangis,
jika bisa, dia pasti menginginkan sepasang kaki, bukan satu kaki.
lalu dia terdiam dalam laranya, berhenti menangis.
dia ingin menyalahkan Tuhannya, tapi dia yakin itu dosa,
dia terus memberontak dalam hinaan setiap mata manusia,
dia jelas tidak ingin seperti itu, lalu kenapa dia begitu ?
seperti ini hidup saya ..

saya lelah dengan seribu hinaan setiap manusia,
saya lelah terus di caci dengan apa yang saya miliki.
saya ingin hidup seperi laki-laki.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline