Lihat ke Halaman Asli

Pesta Ferdinan Sitohang

hanya rakyat biasa

Jangan "Asal Bukan Ahok"

Diperbarui: 8 Maret 2017   14:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: kjp.jakarta.go.id

PEMILUKADA Jakarta harusnya menjadi pesta demokrasi yang menyenangkan. Pesta dimana kita akan memilih siapa yang akan melayani rakyat Ibu Kota Jakarta 5 tahun kedepannya. Dari hasil putaran pertama bisa dikatakan petahana mendulang mayoritas suara, selanjutnya diikuti oleh paslon urut 3. Baik paslon urut 2 dan 3 sama-sama maju ke putaran kedua pemungutan suara yang akan menjadi penentu ke arah mana Jakarta ini akan dibawa.

Jakarta sebagai Ibu kota Negara Republik Indonesia memiliki tingkat keberagaman yang tinggi. Mulai dari sisi ekonomi, sosial, agama, hingga politik. Kemajemukan begitu terasa dalam setiap hari aktivitas kehidupan masyarakat Jakarta. Untuk menakhkodai Jakarta tentulah tidak sembarang orang, dibutuhkan mereka yang memiliki kemampuan dan nyali untuk melakukan perubahan dan melawan arus. Kerja menjadi suatu keharusan dan bukan sebatas retorika.

JAKARTA dan PERMASALAHANNYA

Setiap daerah memiliki permasalahannya masing-masing. Oleh karena itu dibutuhkan nahkoda yang handal dan mampu melakukan analisa dan tindakan yang cepat dan cakap serta mengerti perundang-undangan yang berlaku guna mendukung setiap keputusan yang di ambil. Secara garis besar permasalahan di Jakarta bisa kita kategorikan menjadi 4 bagian besar

1.Transportasi

Diakui atau tidak, transportasi menjadi masalah terbesar bagi Jakarta. Kemacetan menjadi momok yang menakutkan ke depannya apabila tidak ditangani dengan serius. Sejak Jokowi dan Ahok terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur, sejumlah keputusan dikeluarkan guna melakukan pembaruan terhadap metode transportasi di Jakarta, bekerjasama dengan pemerintah pusat. Beberapa program seperti LRT, MRT, pembangunan jalan layang, pembaharuan bus transjakarta, pembaharuan angkutan semua dilakukan guna meningkatkan kenyamanan dalam menikmati moda transportasi di Jakarta.

Mereka yang bekerja di Jakarta bukanlah hanya penduduk Jakarta. Banyak pekerja yang berasal dari daerah sub-urban seperti bekasi, tangerang, bogor, depok bahkan ada yang dari Bandung juga. Mereka yang tinggal di daerah-daerah tersebut menjadi penyumbang kemacetan ketika mereka membawa kendaraan pribadi ke dearah Ibu kota. Jumlah kendaraan yang beredar di jalanan Ibu kota tidak sebanding lagi dengan lebar dan panjang jalan ditambah lagi dengan kondisi jalanan Ibu kota yang perlu dilakukan peningkatan kualitas terhadap ketahanan jalan.

Kita ambil contoh juga Semanggi. Semanggi merupakan daerah kunci penyumbang kelancaran dan sekaligus kemacetan Ibu kota. Bagaimana tidak, kendaraan dari berbagai arah akan melintasi jalan ini untuk tujuan pergi dan pulang kerja. Oleh karena itu pada saat ini, semanggi berbenah dan dilakukan pembaharuan terhadap model jalan yang sudah ada. Dana yang dikeluarkan untuk proyek ini berasal dari pengusaha-pengusaha yang memang berada di sekitaran daerah tersebut.

Banyak lagi memang yang harus dibenahi dari infrastruktur di Jakarta. Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih nantinya harus menjalankan program yang bisa di eksekusi dan bukan sekedar wacana. Kemampuan untuk melakukan kesepakatan dengan para pengusaha  untuk ikut andil dalam pembangunan infrastruktur Jakarta juga sangat mutlak. Kontribusi yang diberikan perusahaan akan memberikan keringanan terhadap APBD tetapi tetap memberikan kontribusi perbaikan infrastruktur transportasi ke arah yang lebih baik.

2.Banjir

Dearah mana sih yang tidak terkena banjir ?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline