Sabtu, 17 Desember 2016, menyisakan kenangan pahit untuk kesekian kalinya. Timnas Indonesia harus menelan kekalahan 2-0 dari Thailand di Bangkok. Pertandingan yang memang sangat menegangkan bagi kedua belah pihak. Thailand memiliki nilai lebih ketika harus bermain di depan publiknya sendiri. Tetapi diluar dugaan timnas Indonesia mampu memberikan perlawanan yang cukup apik.
Apakah timnas sebenarnya gagal pada piala AFF 2016?
Bila kita melihat perjalanan secara keseluruhan timnas Indonesia di sejarah perhelatan piala AFF, Indonesia selalu spesialisasi untuk menjadi urutan 2. Mungkin tradisi ini yang dipelihara hingga sekarang.
Sebelum kita mengambil kesimpulan mari kita lihat perjalanan timnas Indonesia menjelang piala AFF 2016. Kita awali dari pencabutan sanksi FIFA terhadap PSSI pada bulan mei 2016. Terdapat 5 program kerja yang harus segera dilaksanakan oleh PSSI secara independen dan tidak dicampuri oleh pemerintah. Dari kelima program tersebut terdapat kegiatan untuk membentuk tim nasional Indonesia guna mengikuti kegiatan di tingkat Regional yaitu Piala AFF 2016, SEA Games 2017 serta ASIAN Games 2018.
Interval waktu antara pencabutan sanksi FIFA dan Piala AFF 2016 hanyalah kurang lebih 5 bulan. Timnas Indonesia segera dibentuk, PSSI dengan sigap menunjuk Alfred Riedl untuk menjadi pelatih timnas Indonesia. Pemain-pemain dipilih dan harus berlatih dengan waktu yang sangat singkat, ditambah lagi dengan jadwal laga-laga di kompetisi sepakbola lokal.
Melihat dari minimnya waktu latihan bagi timnas Indonesia, target yang dipasang oleh Kemenpora adalah sebagai Runner Up di Piala AFF 2016. Pada kenyataannya memang timnas Indonesia bisa menunjukkan kemampuannya untuk bisa menjadi Runner Up di Piala AFF 2016. Dengan demikian Indonesia berpeluang untuk tampil di SEA Games 2017 di Malaysia. Persiapan yang sangat minim dengan perolehan posisi Runner Up sebenarnya tidaklah sesuatu yang buruk. Timnas Indonesia bisa dikatakan cukup matang untuk bisa mencapai posisi Runner Up. Untuk bisa saling memahami dan mensinergikan pola permainan dari berbagai pemain dalam tempo yang singkat bukanlah hal yang mudah, namun timnas bisa mencapainya.
Apabila kita mengulas balik pertandingan partai kedua Indonesia kontra Thailand, maka kita akan melihat bahwa memang timas Indonesia beda kelas dengan Thailand. Baik dari segi kualitas kontrol bola, over bola, maupun skill individual. Indonesia ke depannya harus lebih memfokuskan diri terhadap ketiga hal tersebut. Kontrol bola passing seringkali lepas dari penguasaan bola bahkan bisa menjadi jatuh kepada lawan. Over bola seringkali jatuh ke ruang kosong yang tak berpenghuni, alhasil menurunkan peluang bagi timnas.
Piala AFF 2016 memang sudah berlalu, sekarang saatnya timnas berbenah diri untuk menghadapi SEA Games 2017.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H