Lihat ke Halaman Asli

Siti Zumaroh

Pendidik

Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

Diperbarui: 4 November 2023   19:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembelajaran Berdiferensiasi SMK NU Kesesi Kab. Pekalongan. Dokpri


 

I.   APA ITU PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI ?

Pembelajaran berdiferensiasi adalah keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid dengan pembelajaran yang memberi keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa tersebut. Atau dengan kata lain Pembelajaran Berdiferensiasi adalah Pembelajaran yang berorientasi kepada kebutuhan murid.

Mengapa kita melakukan pembelajaran berdiferensiasi?

Karakteristik dan keunikan murid yang beragam harus dipahami oleh guru sebagai bagian dari pengembangan kompetensi pedagogik guru. Karakteristik murid dapat dilihat dari aspek fisik- motorik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan spiritual. Interaksi antara pendidik dan murid merupakan hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi.

Guru yang memahami dengan baik karakter murid yang dirumuskan secara jelas dengan merespon kebutuhan belajar murid dengan diferensiasi konten, produk dan proses Lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar Manajemen kelas yang efektif Penilaian berkelanjutan (on going assessment) dengan mengidentifikasi kebutuhan belajarnya berdasarkan kesiapan belajar, minat, dan profil murid akan menciptakan suasana belajar yang kolaboratif dan positif.


II.  BAGAIMANA PEMBELAJARAN DIFERENSIASI DAPAT DILAKUKAN DI KELAS?

Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, hal yang harus dilakukan oleh guru antara lain :

  • Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll).
  • Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar).
  • Mengevaluasi dan merefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.

Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi yang dapat diterapkan oleh guru :

  • Merumuskan tujuan pembelajaran
  • Memetakan kebutuhan  belajar berdasarkan kesiapan belajar, minat, dan profil murid.
  • Menciptakan suasana belajar yang kolaboratif dan positif
  • Melakukan penilaian yang berkelanjutan/on going assessment
  • Melakukan diferensiasi konten, produk, dan proses

Pemetaan Kebutuhan Belajar Murid

  • Kesiapan Belajar (Readiness)
    Adalah   kesediaan    murid    untuk    berbuat sesuatu, yang telah dipersiapkan untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
  • Minat Belajar
    Merupakan   sejauh    mana    seorang    murid tertarik atau terlibat dalam aktivitas tertentu yang mencakup sikap, motivasi, dan keterlibatan siswa dengan materi pembelajaran.
  • Profil (Gaya) Belajar
    Adalah cara seorang murid dalam menerima hasil belajar dengan tingkat penerimaan yang optimal dibandingkan dengan cara yang lain.


III.     BAGAIMANA PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID DAN MEMBANTU MENCAPAI HASIL BELAJAR YANG OPTIMAL ?

Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam karena pembelajaran ini dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan individual murid. Dengan demikian, murid dapat belajar dengan cara yang paling efektif bagi mereka dan dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

Pembelajaran berdiferensiasi memiliki 3 strategi yakni:

a.  Diferensiasi konten

Mengacu pada strategi guru dalam membedakan proses pembagian dan format penyampaian konten. Dalam hal ini, konten adalah materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari oleh siswa berdasarkan kurikulum.

Contoh strategi diferensiasi konten:

  • Memberikan pilihan materi pembelajaran
    Contohnya, untuk materi tentang sistem tata surya, guru dapat memberikan pilihan untuk mempelajari tentang planet-planet, bintang-bintang, atau komet.
  • Menyesuaikan tingkat kesulitan materi
    Contohnya, untuk materi tentang persamaan kuadrat, guru dapat memberikan pilihan untuk mempelajari tentang persamaan kuadrat dasar atau persamaan kuadrat lanjut.
  • Menggunakan sumber belajar yang beragam
    Contohnya, untuk materi tentang sejarah Indonesia, guru dapat menggunakan buku teks, video, atau situs web.

b.  Diferensiasi Proses 

Mengacu pada strategi guru dalam memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dengan cara yang berbeda.

Contoh strategi diferensiasi proses:

  • Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran
    Contohnya, untuk materi tentang menulis puisi, guru dapat memberikan pilihan untuk menulis puisi bebas, puisi naratif, atau puisi lirik.
  • Memberikan kesempatan siswa untuk bekerja secara mandiri atau berkelompok sesuai dengan gaya belajar mereka.
  • Menyediakan bantuan dan bimbingan yang berbeda
    Contonya, guru dapat memberikan bimbingan individual kepada siswa yang kesulitan memahami materi.

c.  Diferensiasi Produk 

Mengacu pada strategi guru dalam memberikan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka dengan cara yang berbeda.

Contoh strategi diferensiasi produk:

  • Memberikan pilihan produk pembelajaran
    Contohnya, untuk materi tentang sejarah Indonesia, guru dapat memberikan pilihan untuk membuat poster, presentasi, atau video.
  • Memberikan kesempatan siswa untuk memilih format produk
    Contohnya, untuk materi tentang matematika, guru dapat memberikan pilihan untuk membuat laporan, presentasi, atau proyek.
  • Penerapan strategi pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu guru untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam. Dengan demikian, semua siswa dapat belajar secara efektif dan mencapai hasil belajar yang optimal.

IV.    KONEKSI PEMBELAJARAN DIFERENSIASI KAITANNYA DENGAN MODUL-MODUL SEBELUMNYA

a.  Koneksi Pembelajaran Diferensiasi Kaitannya Dengan Filosofi Pendidikan KHD

Filosofi Pembelajaran KHD menegaskan bahwa pendidikan harus berpihak pada murid dan menuntun anak sesuai kodrat alam dan zaman dengan berpihak pada anak sesuai perkembangan minat, bakat dan potensi anak. Hal ini selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi, dimana pembelajaran berorientasi kepada kebutuhan murid dan memberikan pembelajaran kepada anak dengan cara memetakan kebutuhan murid sesuai kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar anak.

Filosofi pendidikan KHD pembelajaran berdiferensiasi dapat mewujudkan Merdeka Belajar. Berdasarkan pemikiran KHD pendidikan adalah menuntun anak sesuai kodrat alam dan zaman dengan berpihak pada anak sesuai perkembangan minat, bakat dan potensi anak. Hal ini berkaitan erat dengan pembelajaran berdiferensiasi yang bertujuan memberikan pembelajaran kepada anak dengan cara memetakan kebutuhan murid sesuai kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar anak.

b.  Koneksi Pembelajaran Diferensiasi Kaitannya Dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak

Dalam memetakan kebutuhan belajar murid dibutuhan guru yang memiliki nilai reflektif terhadap proses pembelajaran yang sudah dilaluinya bersama murid; harus inovatif membuat media pembelajarn yang sesuai dengan kebutuhan murid; dan harus mampu berkolaborasi dengan murid, sesama guru, dan orang tua murid untuk mendapatkan informasi tentang karakter belajar murid. Peran guru penggerak meliputi menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, dan mewujudkan kepemimpinan murid.

Pembelajaran berdiferensiasi dapat mewujudkan Merdeka Belajar apabila guru penggerak telah memiliki nilai guru penggerak dan menerapkan peran guru penggerak. Nilai guru penggerak meliputi: mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, berpihak pada murid. Dan peran guru penggerak meliputi menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, dan mewujudkan kepemimpinan murid.

c.  Koneksi Pembelajaran Diferensiasi Kaitannya Dengan Visi Guru Penggerak

Guru Penggerak memiliki Visi untuk melakukan perubahan positif pada pembelajaran yang berpihak pada murid. melalui strategi pendekatan Inquiry Apresiatif, guru akan menemukan kekuatan yang dimilikinya untuk mewujudkan VISI tentang murid impiannya. Kaitan dengan visi guru penggerak, seorang guru penggerak tentunya memiliki visi untuk mewujudkan merdeka belajar yang sesuai profil pelajar Pancasila, dengan melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada anak yang selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi menyesuaikan kebutuhan belajar anak berdasarkan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid.

Untuk menciptakan pembelajaran berdiferensiasi guru penggerak harus mampu berkolaborasi dan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki oleh sekolah sehingga mampu mendukung terwujudnya visi dan mendukung perkembangan murid berdasarkan pemetaan kebutuhan murid.

d.  Koneksi Pembelajaran Diferensiasi Kaitannya Dengan Budaya Positif

Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk atmosfir lingkungan yang positif. Lingkungan yang positif terwujud karena adanya budaya positif yang lahir dari disiplin internal dalam komunitas belajar.

Budaya positif adalah perwujudan dari nilai-nilai atau keyakinan universal yang diterapkan di sekolah. Lingkungan belajar yang mendukung diferensiasi dibangun dengan menerapkan budaya positif yaitu :

  • Komunitas belajar setiap orang di dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut oleh orang lain.
  • Setiap orang di dalam kelas saling menghargai
  • Murid merasa aman, menciptakan murid berani dalam mengemukakan pendapat
  • Ada harapan bagi pertumbuhan yang ditunjukkan murid. Pertumbuhan setiap murid berbeda-beda walaupun hanya sedikit guru tetap mengapresiasinya.
  • Guru mengajak murid untuk mencapai kesuksesan, pengalaman belajar mendorong murid lebih cepat, sedikit melampaui apa yang telah dikuasainya, guru memberikan dukungan sehingga murid tidak merasa frustasi tetapi mencapai kesuksesan.
  • Adanya bentuk keadilan dalam bentuk nyata. Semua murid berhak mendapatkan perlakuan yang sama di dalam kelas.
  • Guru berkolaborasi dengan murid untuk mencapai pertumbuhan dan kesuksesan bersama, adanya tanggung jawab masing-masing agar pembentukan dan tercipta kelas yang efektif. Guru sebagai pemimpin kelas memiliki peran sangat penting dalam mengembangkan lingkungan belajar yang positif.





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline