Lihat ke Halaman Asli

Siti Zumaroh

Pendidik

Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara |11.A.8

Diperbarui: 3 September 2023   15:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pixabay.com/photos/blockchain-globe-network-3537389/Input sumber gambar

Pemikiran filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa : Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Sebelumnya saya menganggap bahwa murid di kelas adalah objek dimana seorang murid harus mengikuti perintah serta aturan kurikulum yang diberikan oleh seorang guru yang tanpa disadari selama ini pembelajaran yang saya terapkan adalah teacher center (pembelajaran berpusat pada guru). Murid juga dituntut untuk memahami seluruh materi yang ada pada kurikulum agar saat kegiatan penilaian, murid mendapat nilai yang tinggi sehingga semua pelajaran dapat dituntaskan sesuai target kurikulum. Sampai terkadang kita kurang memperhatikan bagaimana minat murid serta perilakunya selama di kelas karena hanya fokus untuk penyampaian materi dengan harapan murid mampu memahami materi yang disampaikan dan mendapatkan hasil belajar yang baik. Saya juga lupa bahwa kemampuan, bakat, dan keinginan siswa dalam pembelajaran tidak sama atau berbeda-beda satu dengan yang lainnya.

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung saya berusaha memberikan contoh perilaku yang baik bagaimana harusnya bersikap di kelas saat guru sedang menerangkan, namun terkadang kondisi kelas menjadi seperti menegangkan karena seolah-olah murid terpaksa untuk mengikuti pembelajaran di kelas.

Dari uraian di atas saya menyadari bahwa sebagai guru memang hendaknya harus terus belajar dan meningkatkan kompetensi, agar pemikiran kita terbuka dan tidak terbelenggu serta merasa benar dan puas dengan apa yang sudah kita lakukan selama ini. Karena kebanyakan guru cenderung hanya memenuhi kewajibannya masuk kelas, mengajar, memenuhi administrasi pembelajaran tanpa mau melaksanakan evaluasi diakhir pelajaran, yang jelas pada akhir semester ia telah mencapai target kurikulum, dan ini yang menjadi permasalahan dalam dunia pendidikan saat ini, hal tersebut disebabkan oleh :

  • Guru kurang menguasai materi pelajaran
  • Guru kurang menguasai kelas
  • Guru enggan mempergunakan alat peraga dalam mengajar
  • Guru kurang mampu memotivasi anak dalam belajar
  •  Guru menyamaratakan kemampuan anak didalam menyerap pelajaran
  • Guru enggan membuat persiapan mengajar
  • Guru tidak mempunyai kemajuan untuk menambah ilmu atau meningkatkan kompetensi sebagai guru
  • Guru selalu mengutamakan pencapaian target kurikulum

Selain itu, banyak kegiatan pembelajaran yang hanya terfokus pada pengembangan kognitif saja dan kurang menyentuh pada aspek nilai agama, moral, fisik motorik kasar dan halus, sosial emosional, seni, dan kemampuan berkomunikasi dan berbahasa.

Setelah mempelajari modul Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, banyak sekali hal-hal baru yang saya pahami, diantaranya yaitu menjadi lebih memahami pemikiran Ki Hadjar Dewantara bahwa “Pendidikan Berpihak/Berpusat pada Murid”. Ki Hadjar Dewantara mengingatkan bahwa pendidikan anak sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman.

Ki Hadjar Dewantara memperkenalkan sistem persekolahan yang bertumpu pada 3 gagasan utama yaitu Taman Siswa, Pamong, dan Among.

  • Taman siswa adalah sistem persekolahan yang menjadi tempat bermain untuk siswa. Siswa diberi kemerdekaan untuk tumbuh dan berkembang, belajar sesuai keinginan dan kemampuan mereka dan dilengkapi dengan dukungan dalam proses belajar siswa oleh pengajar sesuai kebutuhan masing-masing siswa secara individu.
  • Among menitik beratkan siswa sebagai target utama serta prioritas utama yang harus dilayani dan pengajar yang berfungsi sebagai fasilitator, menyediakan tuntunan, kepedulian, dan kasih sayang. Selain itu prinsip among didasarkan atas dua hal yaitu pertama, kemerdekaan siswa untuk belajar. Kedua, belajar sesuai keinginan dan kemampuan siswa yang secara alamiah terbentuk. Anak mempunyai hak yang sama untuk tumbuh dan berkembang menjadi anak yang cerdas atas kemampuan sendiri.
  • Pamong diartikan sebagai guru. Ibarat petani menanam padi, petani tidak dapat menentukan kemana arah padi tumbuh. Hal tersebut juga dimaksudkan kepada anak-anak yang sudah mempunyai minat dan bakatnya masing-masing, tidak bisa dipaksa untuk menjadi yang diinginkan oleh guru maupun orangtua. Guru sebagai pengajar memberikan dukungan terhadap siswa dalam belajar. Dukungan dapat berupa psikologis, meliputi memberikan motivasi, inspirasi, dan menyediakan kondisi yang diperlukan siswa untuk bisa berpikir kritis secara mandiri. Namun pengajar harus aktif ketika siswa mengalami kesulitan dalam belajar.

Selain dari tiga hal di atas Ki Hadjar Dewantara juga memiliki semboyan pendidikan yang berbunyi :

  • Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberi teladan), Seorang pendidik harus bisa membimbing dan mengarahkan agar tujuan pembelajaran yang dipelajari siswa benar dan tepat.
  • Ing Madyo Mangun Karso (di tengah membangun kekuatan dan terus berkarya), Kehadiran pendidik dapat memfasilitasi dengan beragam metode dan strategi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu, potensi yang dimiliki anak dapat berkembang dengan baik.
  • Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan), Seorang pendidik harus bisa memberikan dorongan dan arahan kepada siswa untuk selalu belajar dengan tuntas dan maju berkelanjutan yang memiliki makna pada kehidupan.

Ki Hajar Dewantara juga mengingatkan pendidik untuk tetap terbuka dan mengikuti perkembangan zaman yang ada. Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak tersebut berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama.

Dari pembahasan koneksi antar materi di atas, saya bisa menarik kesimpulan dan akan saya terapkan di kelas adalah yang pertama saya akan melakukan diagnosis awal untuk mengetahui kemampuan murid, bakat, dan keinginan murid dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. Menyadari tiap anak punya bakat masing-masing, tidak boleh memaksakan harus bisa matematika atau sains bahkan tidak boleh menjadi guru yang memaksakan kehendak sendiri kepada murid. Mengintegrasikan nilai-nilai budaya dalam pembelajarannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline