Lihat ke Halaman Asli

Siti Zahirah Maulida

Mahasiswa di Universitas Sebelas Maret Surakarta

Ma, Sebenernya Aku Butuh Mama

Diperbarui: 13 Juni 2022   02:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Orang tua di Asia terkadang tidak sadar bahwa kata-kata memiliki pengaruh yang besar terhadap kepribadian anak. Terkadang, ego, gengsi, dan rasa malu yang dimiliki justru berimbas kepada hubungan antara orang tua dan anak dalam kehidupan sehari-hari. 

Sebenarnya saya awam untuk merangkai kata-kata. Tapi begini kira-kira…

Ma, mama apa kabar? Kadang aku mau tanya hal itu ke mama, tapi aku sendiri gengsi. Di keluarga kita, mengucapkan ‘aku sayang mama’ rasanya aneh, mungkin karena keluarga kita gak biasa untuk mengungkapkan sayang melalui kata-kata. Tapi beneran deh ma, sesekali aku mau mama bilang kalau mama bangga sama aku. Mama sayang sama aku. Aku mau denger itu.

Waktu aku kecil, mama selalu jadi role model aku. Aku selalu pingin jadi seperti mama. Seorang wanita yang hebat, jago masak, jago atur keuangan. Aku selalu berusaha yang terbaik buat bisa bikin mama bangga, tapi kadang yang aku lakukan malah bikin mama kecewa. 

Kenapa kecewa ma? Aku gak sesuai ekspektasi mama ya? Saat nilaiku bukan 100 tapi 60, saat aku menangis karena aku merasa sendiri, saat aku mengalami masa sulit saat remaja. Percayalah Ma, aku juga berusaha. Aku tahu Mama ingin aku jadi anak yang kuat, tapi orang yang kuat pun butuh dukungan Ma.

 Makin dewasa, jarak yang terbentuk juga makin lebar. Aku menjadi pribadi yang tertutup, dan Mama menjadi seseorang yang tiba-tiba saja terasa asing.

 Ma, kadang aku mau, saat aku cerita, Mama menanggapi ceritaku dengan dukungan, dengan senyuman. Bukan dengan “Kamu sih terlalu begini atau begitu”.

Aku minta maaf sering bikin mama kecewa. Aku minta maaf karena aku terlihat selalu main HP, padahal, saat aku bilang aku sedang mengerjakan tugas, aku benar-benar mengerjakan tugas. Sabar sebentar ya, Ma. Nanti rumahnya aku sapu juga kok. 

Seribu maafku emang gak akan cukup untuk menebus semua kesalahan yang pernah aku lakukan ke Mama. Tapi Ma, aku mau Mama tahu kalau aku juga udah maafin Mama. 

Kita deket lagi kayak dulu ya, Ma?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline