Lihat ke Halaman Asli

Wanita Berpendidikan Sebagai IRT

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Rata-rata orang melanjutkan pendidikan kejenjang perguruan tinggi (S1) dengan niat agar mendapatkan gelar yang kedepannya mempermudah dirinya untuk mendapatkan pekerjaan. Hal ini memang tak dapat dipungkiri dan wajar bagi kaum Adam yang memiliki kewajiban menafkahi keluarga. Naamun tak sedikit pula kaum Hawa yang juga ikut berpartisipasi dalam berkarir. Mereka tidak mau hanya terus meminta dari orang tua ataupun suami sehingga mereka melanjutkan pendidikan S1 dengan alas an mudah mendapatkan pekarjaan.

Namun kenyataannyaa, beberapa wanita yang telah menamatkan bangku perkuliahan mereka tidak bekerja. Apakah karena mereka bodoh dan tidak ada tempat yang mau menerimanya? Jawabannya tidak. Mereka justru menyelesaikan study tepat waktu dan ada yang medapat predikat kumlaud. Lalu kenapa mereka tidak bekerja? Untuk apa gelar yang mereka dapatkan dengan susah payah selama ini, bahkan harus berkorban waktu , tenaga dan biaya yang tak sedikit apakah semuanya sia-sia saja?

Wanita yang tidak bekarja diluar rumah setelah menamatkan bangku perkuliahan rata-rata wanita yang sudah menikah. Mereka tidak bekarja diluar rumah dengan alasan ingin focus untuk mengurus suami dan anak-anaknya. Mereka tidak ingin anak-anaknya kurang mendapatkan kasih sayang karena peran gandanya sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir. Bagi mereka kuliah bukan semata-mata untuk mendapatkan pekerjaan. Karena dimasa perkuliahan banyak ilmu yang telah mereka dapatkan yang kedepannya bermanfaat dalam mendidik anak ataupun memanagement keluarga.

Sebagai contoh Annie iwasaki, sosok wanita yang dengan bangga menentukan pilihan untuk menjadi ibu rumah tangga di Jepang tempat kelahiran suaminya. Ia menemukan bahwa kembalinya wanita-wanita modern yang berpendidikan tinggi menjadi ibu rumah tangga murni, maka Negara Jepang bisa maju.

Menurutnya hal ini dikarenakan, pertama: bekerjanya wanita sebagai ibu rumah tangga itu berarti mengurangi kemungkinan kelebihan jumlah tenaga kerja disektor public. Kedua: wanita berpendidikan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga lebih menjamin terciptanya generasi masa depan Jepang yang berkualitas. Bahkan dalam sebuah artikelnya ia berani member judul “Peran ganda wanita karir itu nonsense!”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline