BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Motivasi
Motivasi adalah dasar dari setiap tindakan dan perilaku manusia secara sederhana, motivasi dapat didefinisikan sebagai kekuatan dalaman yang mendorong seseorang untuk bertindak dan mencapai tujuan mereka. Motivasi ini terdiri dari keinginan, kebutuhan, atau aspirasi yang mendorong seseorang untuk berusaha dan bertindak secara teratur untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagian besar orang menganggap motivasi sebagai "mesin penggerak" di balik segala aktivitas mereka; ini berlaku untuk pekerjaan, pendidikan, hubungan sosial, dan pencapaian pribadi.
Menurut Kurniasari R (2008), motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi (motivasion) dalam manajemen hanya ditujukkan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung prilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.
Motivasi kerja menurut Siagian (2002:89) sebagai daya dorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar besarnya demi keberhasilan organisasi mencapai tujuannya, dengan pengertian bahwa tercapainya tujuan organisasi berarti tercapai pula tujuan pribadi para anggota organisasi yang bersangkutan. Pemimpin di suatu organisasi memiliki peran kuat dalam membangun dan menumbuhkan semangat motivasi kerja dikalangan pegawai. Motivasi kerja dan kinerja adalah suatu bagian yang saling terkait satu sama lainnya, peningkatan motivasi kerja akan mempengaruhi peningkatan kinerja dan begitu pula sebaliknya.
Dalam Hasibuan (2005:342) ada beberapa pengertian motivasi. Menurut Hasibuan motivasi adalah: "Pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seorang, agar mereka mau bekerja sama. Bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan." Sedangkan pengertian motivasi kerja menurut Hasibuan (2008:132) adalah pemberian daya
penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang, agar mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai tujuan.Menurut Maslow yang dikutip oleh Hasibuan (2008:157) bahwa motivasi kerja pegawai dipengaruhi oleh kebutuhan fisik, kutuhana akan keamanan dan keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan diri, dan kebutuhan akan perwujudan diri.
Kesimpulan dari arti motivasi menurut para ahli diatas adalah bahwa motivasi merupakan kekuatan internal yang mendorong individu untuk bertindak dan mencapai tujuan mereka. Berdasarkan berbagai pandangan ahli, motivasi dipahami sebagai fenomena kompleks yang melibatkan faktor internal dan eksternal.
Teori Motivasi
Motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk bertindak dan mencapai tujuan mereka. Teori motivasi telah menjadi salah satu bidang yang paling menarik dan relevan dalam psikologi dan manajemen karena kompleksitas manusia. Untuk memahami dasar-dasar motivasi, berbagai teori telah dikembangkan, mulai dari dorongan dasar hingga aspirasi yang lebih kompleks. Teori motivasi telah menjadi fokus utama dalam bidang psikologi dan manajemen, dan telah dikaji oleh berbagai ahli dari berbagai latar belakang dan perspektif. Berikut ini adalah ringkasan dari pandangan beberapa ahli terkemuka dalam bidang motivasi:
1. Teori Kebutuhan : Abraham Maslow
Teori Kebutuhan Abraham Maslow adalah salah satu konsep paling terkenal dalam bidang psikologi, yang memberikan wawasan mendalam tentang apa yang mendorong perilaku manusia. Dikembangkan oleh psikolog Amerika Serikat Abraham Maslow pada tahun 1943 dalam artikelnya yang terkenal "A Theory of Human Motivation", teori ini menjadi landasan penting dalam pemahaman motivasi manusia (Wahyudi 2002).
Teori Kebutuhan Maslow menjabarkan tentang hierarki kebutuhan manusia, yang menggambarkan tingkatan berbeda dari kebutuhan yang harus dipenuhi individu untuk mencapai tingkat pengembangan pribadi yang optimal. Hierarki ini disusun dalam bentuk piramida, dengan kebutuhan yang lebih rendah di bagian bawah dan kebutuhan yang lebih tinggi di bagian atas. Maslow mengusulkan lima tingkat kebutuhan dasar yang disusun hierarkis:
A. Kebutuhan Fisiologis
Tingkat pertama dalam hierarki adalah kebutuhan fisiologis, yang merupakan kebutuhan dasar bagi kelangsungan hidup manusia, seperti makanan, minuman, tempat tinggal, tidur, dan kebutuhan biologis lainnya. Ketika kebutuhan fisiologis seseorang tidak terpenuhi, mereka menjadi prioritas utama dan mendominasi perilaku individu.