Lihat ke Halaman Asli

Siti Sopiyah

Mahasiswa IIQ A-Nur yogyakarta Fakultas ushuluddin Prodi ilmu al-qur'an dan tafsir (IAT)

Implementasi Sabar dalam Mengghibah

Diperbarui: 18 Januari 2022   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

islamicteachings.org

Sabar merupakan  penerang hati manusia, jalan hidup dan amalnya. Setiap kali seorang hamba berjalan diatas jalan kesabaran untuk menuju keridhaan Allah SWT, maka Allah SWT akan menambah baginya hidayah dan penerang di hari dan pandangannya, sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan oleh hamba-Nya.

Untuk membantu manusia dalam menghadapi dirinya yang sedang menghadapi berbagai masalah, Allah memerintahkan manusia untuk melakukan shalat, di samping harus bersabar. Dengan shalat manusia tidak akan merasa sendirian dalam menghadapi kesulitan. Walaupun ia tidak melihat Allah SWT, namun ia sadar bahwa Allah SWT senantiasa bersamanya dan selalu menjadi penolongnya.

Seperti dalam surat Al-Baqarah ayat 153, Allah SWT berfirman:

 153.  (Hai orang-orang yang beriman! Mintalah pertolongan) untuk mencapai kebahagiaan akhirat (dengan jalan bersabar) taat melakukan ibadah dan sabar menghadapi cobaan (dan mengerjakan salat) dikhususkan menyebutkannya disebabkan berat dan berulang-ulang (sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar) artinya selalu melimpahkan pertolongan-Nya kepada mereka. ( Tafsir lengkap departemen agama)

Ayat tersebut menunjukkan bahwa Sabar itu sangat peting dan bahkan kedudukannya sama dengan sholat. Rasulullah SAW menyebut shalat sebagai cahaya, dan sabar sebagai pelita. Dua entitas yang memiliki manfaat yang serupa.

Adapun perbedaan antara cahaya pada shalat dan pelita pada sabar adalah bahwa pelita (ad-dhiya') disertai dengan hawa panas, sedangkan cahaya (annur) pada shalat adalah cahaya dingin. 

Hal ini mengimplikasikan bahwa kesabaran akan disertai dengan rasa lelah fisik ataupun batin. Rasa lelah ini adalah hal yang tak dapat di hindarkan. Tetapi barang siapa yang dapat menahan lelah tersebut, maka ia akan senantiasa ditemani oleh pelita kehidupan, menuju jalan yang dituju walaupun ditengah kegelapan. Terlebih, pelita kehidupan ini senantiasa menjadi salah satu sumber pahala orang mukmin yang sabar. 

Sebagaimana Hadist yang terdapat di dalam Kitab Riyadus Sholihin Yaitu : "Abu Hurairah ra. Berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda, "Orang yang kuat bukanlah orang yang menang dalam bergulat. Akan tetapi, orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah" (Muttafaq 'Alaih).

Nabi Muhammad SAW dalam hadits ini menjelaskan bahwa mampu mengendalikan amarah, merupakan kemenangan nyata sikap sabar seseorang. Sabar menghadapi amarah, merupakan salah satu bentuk dari sabar terhadap kedurhakaan kepada Allah, dengan tidak melakukan kemaksiatan saat seorang hamba tersebut sebenarnya mampu untuk berbuat maksiat. 

Adapun salah satu bentuk kemaksiatan yang sering dilakukan oleh manusia saat ini dan bahkan dilakukannya tanpa sadar yaitu gemar membicarakan kejelekan orang lain atau akrab disebut dengan ghibah. Ketika seseorang memiliki masalah kepada makhluk lain, ia cenderung ingin seorang musuh tersebut dipadang jelek orang orang-orang sekitar. Baik langsung menceritakannya secara langsung ( Face to Face) atau membicarakannya lewat tulisan di sosial media. Ia selalu ingin menceritakan semua keburukan-keburukannya kepada orang lain agar orang lain menjauhinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline