Lihat ke Halaman Asli

Siti Sopiatul Rohmah

Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Gempa yang Melanda Garut

Diperbarui: 2 Mei 2024   22:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gempa Garut berkekuatan 6,4 magnitudo pada Sabtu (3/12) sore berdampak pada 5 desa di 3 kecamatan. Beberapa rumah rusak, dan 1 warga jadi korban luka.

   Gempa merupakan getaran yang mengakibatkan adanya pergeseran lempeng tektonik.Gempa dapat terjadi di permukaan bumi atau di dalam bumi. Ketika gempa berlangsung, pergerakan lempeng tektonik dapat menyebabkan patahan atau retakan di dalam tanah,yang dapat mengakibatkan longsor atau kerusakan struktur bangunan. Gempa juga dapat menimbulkan tsunami jika terjadi di laut.

  Menurut para ahli, gempa adalah getaran yang terjadi di bumi akibat adanya pergerakan lempeng tektonik. Gempa dapat terjadi di permukaan bumi atau di dalam bumi dan dapat menyebabkan kerusakan struktur bangunan dan bencana alam lainnya. Selain itu, para ahli juga menyatakan bahwa gempa dapat terjadi secara tiba-tiba dan dapat memiliki intensitas yang berbeda-beda, tergantung pada faktor seperti kedalaman sumber gempa, jenis dan kondisi lempeng tektonik, serta kondisi geologi di wilayah yang terkena dampak.

   Alat yang digunakan untuk mendeteksi getaran gempa, mencatat amplitudo dan frekuensi getaran yaitu seismograf. Seismograf terdiri dari dua bagian utama, yaitu sensor seismik dan recorder, sensor seismik dapat menangkap getaran gempa dan mengubahnya menjadi sinyal elektrik. Sinyal elektrik tersebut kemudian diteruskan ke recorder, fungsinya untuk mencatat sinyal elektrik tersebut.

  Pada tanggal 27 April 2024 terjadi gempa di kabupaten Garut Jawa Barat berkekuatan magnitudo 6,2 , "Hingga hari ini pukul 14.00 WIB, total rumah yang terdampak mencapai 110 unit dari yang sebelumnya hanya 27 unit," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam rilis yang disiarkan oleh BNPB di Jakarta, Minggu (28/4/2024). Dia menjelaskan, jumlah bangunan maupun korban jiwa tersebut telah bertambah dari laporan awal yang disampaikan oleh BNPB.

  Adapun rincian tingkat kerusakannya, yaitu tiga unit rumah rusak berat (RB), 21 unitbrumah rusak sedang (RS), 34 unit rumah rusak ringan (RR), 11 unit rumah terdampak, dan 41 unit rumah rusak. Dari jumlah tersebut, kerusakan paling banyak terjadi di Kabupaten Garut sebanyak 41 unit rumah, Kabupaten Bandung 24 unit rumah, Kabupaten Sukabumi sebanyak 17 unit rumah, Kabupaten Tasikmalaya tujuh unit rumah, dan Tasikmalaya sebanyak lima unit rumah.

 Selain tempat tinggal atau rumah, gempa bumi yang terjadi pada Sabtu malam itu mengakibatkan kerusakan fasilitas publik, seperti tempat ibadah, sekolah, perkantoran, dan sarana kesehatan atau rumah sakit. Tidak hanya bangunan melainkan korban jiwa terdampak dari gempa juga mengalami penambahan. Hingga Minggu siang, BNPB melaporkan korban luka akibat gempa berjumlah delapan orang dan 75 kepala keluarga (KK) terdampak. Jumlah tersebut bertambah dari yang sebelumnya hanya berjumlah 27 KK.

  Pihak BNPB lantas meminta masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa serta memeriksa dan memastikan kondisi bangunan tempat tinggal masing-masing cukup tahan gempa dan tidak ada terpengaruh kestabilannya.

  Pemprov Jabar terus berkoordinasi dengan kabupaten/kota. Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat (Jabar) Herman Suryatman,dilakukan penundaan bersama pemda kabupaten/kota untuk terus memastikan dalam memberikan penanganan yang optimal kepada masyarakat yang terdampak gempa Garut.

  Selain itu, Herman juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada. "Imbauan kami kepada masyarakat untuk tetap waspada, tetapi jangan panik. Pantau informasi dari situs resmi BMKG dan BPBD setempat. Mohon juga untuk mengikuti Arahan dari pemerintah setempat," ujar Herman, Ahad (28/4/2024).

 Menurutnya, koordinasi dan komunikasi intens dilakukan dengan pemda kabupaten/kota untuk menghimpun data dan laporan terkait dampak gempa Garut. Selain itu, koordinasi dan komunikasi yang intens bertujuan agar pendataan berjalan maksimal. Sehingga penanganan dampak tersebut dapat optimal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline