Lihat ke Halaman Asli

Siti Sonia Nur Janah

Mahasiswa S1 Universitas Pendidikan indonesia

Mahasiswa dan Dosen UPI Berkolaborasi Membuat Alat Food Dehydrator sebagai Solusi Mengeringkan Buah dan Sayuran Tanpa Matahari di Wilayah Pegunungan

Diperbarui: 2 Juli 2024   23:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Anggota Tim dan Dosen Pembimbing (Dok. pribadi)

Para petani di wilayah pegunungan yang mengolah hasil panen tanaman hortikultura menjadi makanan kering membutuhkan proses waktu pengeringan dua hari menggunakan sinar matahari. Metode menggunakan sinar matahari telah digunakan oleh masyarakat karena dianggap mudah dan murah. Perlu diketahui bahwa metode menggunakan sinar matahari ini memiliki banyak kekurangan seperti membutuhkan waktu 48 jam, perubahan cuaca dan curah hujan yang tinggi membuat proses pengeringan tidak dapat dilanjutkan.

Curah hujan yang tinggi membuat proses pengeringan seringkali terhambat, karena proses pengeringan yang terhambat membuat timbulnya jamur pada olahan makanan sehingga mengakibatkan kerugian. Dapat dilihat bahwa hal tersebut merupakan masalah prioritas utama bagi petani di wilayah pegunungan.

Oleh karena itu, tim mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang bernama; Muhammad Zaky Adz Dziqro Ramdhani, Ahmad Ali Yasin, dari Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan yang berkolaborasi dengan Hanindyah Puteri Maharani, Siti Sonia Nur Janah dan Dimas Adi Saputra, dari Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan melalui Program Kreativitas Mahasiswa di bawah bimbingan Bapak Muhammad Adli Rizqulloh S.Pd., M.T. Berhasil Menciptakan sebuah Inovasi alat pengering buah dan sayuran. Alat ini diberi nama Food Dehydrator, hadir untuk membantu para petani di wilayah pegunungan dalam mengeringkan olahan buah dan sayuran secara efektif.

Gambar alat Food Dehydrator (Dok. pribadi)

Alat ini berkapasitas 39,7L atau sebanyak 6 trays dengan daya 650 watt yang secara otomatis apabila tela mencapai suhu tertinggi akan menurunkan daya dan mempertahankan suhu yang telah di tentukan (stabil 400 watt) dengan sistem Proportional-Integral-Derivative controller (PID). Selain itu, terdapat juga buzzer yang di pasangkan pada box. Jika pengeringan telah selesai, maka akan mengeluarkan suara berupa "beep" sebanyak 3 kali.

Teknologi pengering ini berbasis teknologi Dehydrator dan sudah di uji serta berhasil diterapkan oleh teknologi pengering makanan lainnya. Food Dehydrator dirancang untuk mengeringkan buah dan sayuran dengan lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan sinar matahari. Ketika kita ingin mengeringkan buah seperti apel atau sayuran mentimun itu membutuhkan waktu 4-6 jam ketika menggunakan sinar matahari, mereka harus mengorbankan 2x24 jam. Teknologi Food Dehydrator ini akan menyebarkan panas secara merata karena terdapat elemen pemanas di dalamnya.

Gambar alat bagian dalam (Dok.Pribadi)

Penulis berharap dengan adanya alat ini masyarakat di pegunungan dapat meningktakan produktivitas olahan buah dan sayuran dengan efektif serta memaksimalkan penjualannya melalui olahan kreasi makanan kering.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline