Salah satu tokoh yang terkenal dari mazhab interaksionisme simbolik yaitu Erving Goffman. Beliau lahir pada 11 Juni 1922 Mannville, Alberta, Kanada dan wafat pada saat usianya menginjak 60 tahun yakni pada tanggal 19 November 1982. Beliau wafat pada saat pemikirannya diamareika sedang memiliki kejayaan. Goffman merupakan seorang sosiolog, filsuf dan dipandang sebagai tokoh "kultus" dalam teori-teori sosiologi. Berkat pemikirannya mengenai Dramaturgi ia dikenal sebagai etnometodologi berkat bukunya yang berjudul "The Presentation of Self in Everyday Life" yakni didalamnya ia mencurahkan seluruh pendapatnya mengenai pemikirannya mengenai konsepsi dramaturgi dan bukunya pula yang banyak menjelaskan tentang pertunjukan diri dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pejalanan pendidikannya ia mendapatkan gelar sarjana pertamanya di universitas Manitoba, lalu dilanjur ke universitas Toronto dan mendapatkan gelar professor nya di universitas Chicago amerika serikat. Setelah mendapatkan gelar akademisnnya ia dikenal sebagai angota yang memiliki aliran Chicago dan sebagai orang yang memiliki pemikiran teoretis interaksionisme simbolis. Hal ini disebabkan Goffman pada saat itu menggemari pemikirannya dalam menyoroti berbagai masalah-masalah yang ada pada realitas sosial di masyarakat. Seperti halnya dalam hal interaksionisme simbolik yang dalam hal kegiatannya melakukan symbol-simbol dan penafsiran yang sama.
Konsep dari interaksionisme simbolik yang dilakukan oleh manusia dalam perilaku kehidupan sehari-harinya yang menggunakan simbol-simbol tertentu, seperti bagaimana cara manusia menggunakan simbol, cara memperlihatkan apa yang mereka maksudkan untuk berkomunikasi dengan sesamannya. Dengan hal tersebutkah yang dimaksud dengan interaksionisme simbolik simbolik. Hal ini pula yang akhirnya memunculkan pemikiran Goffman mengenai perspektif dramaturgis, dimana Erving Goffman berperan sebagai satu dari sekian banyak pemikir dari interaksionisme simbolik, maka hal -- hal tersebutlah yang banyak memberikan warna dalam pemikiran-pemikiran dramaturgisnya.
Konsep dramaturgi merupakan salah satu pemikiran brilliant dari Goffman yang menjadi stigma yang baik untuk perkembangan pemikirannya. Secara singkat Goffman pada tahhun 1945 bertemu dengan seseorang tokoh yang yaitu bucker yang merupakan seseorang teoritis dan filosof asal amerika yang kemudian memperkenalkan dramatisme sebagai metode untuk dapat memahami fungsi sosial yang ada misalnya dapat dipahami melalui Bahasa, drama, symbol, kata yang terdapat pada kehidupan sosial setiap individu.
Pada saat itu bucker mencoma untuk meneliti dan menganalisis bahwa fungsi sosial dari Bahasa, drama dan lain sebagainya merupakan suatu pentas simbolik kata dengan kehidupan sosialnya. Yang kemudian pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam kehidupan setiap manusia itu tidak lepas dari pentas atau simbolik. Pada akhirnya pula hal ini melahirkan penjelasan yang cukup logis bahwa untuk dapat memahami motif dan tindakan manusia yang dilakukan oleh manusia itu sendiri dalam kehidupan sehari-harinya itu memerlukan Bahasa yang dianggap sebagai Bahasa symbol. Tidak hanya itu ia memahami bahwa hidup itu bukan seperti drama, melainkan sebaliknya yakni hidup itu adalah sebuah drama. Maka dari awal mula inilah erving Goffman lebih memperdalam konsep pemikirannya mengenai dramaturgi.
Pada konsep Goffman ini mengenai dramaturgi bahwa manusia merupakan salah satu aktor yang melakukan usaha dalam menggabungkan karakteristik personal dan tujuannya kepada orang sekitar atau orang lain. dalam konsep ini melihat bahwa menusia itu sebagai individu dan mahluk yang bermasyarakat. Dalam konsep ini manusia berbeda kedudukannya dengan binatang disebabkan oleh kemampuan misalnya dalam berpikir, dapat mempelajari dan merubah makna serta symbol, bertindakan dan berinteraksi.
Pada kehidupan manusia dalam melakukan fungsi dan perannya sebagai mahluk sosial yang hidup di dalam masyarakat jika dilihat berdasarkan konsepsi dramaturgi bahwa kehidupan ini merupakan ibarat teather atau panggung yang menunjukan interaksi sosial yang mirip pertunjukan drama, yang didalamnya terdapat hal untuk menampilkan peran masing-masing sesuai dengan yang diinginkannya. Dalam memainkan perannya individu menggunakan bahasa verbal serta perilaku yang nonverbal dan terkadang pula menggunkann atribut tertentu. Konsep kehidupan sosial dalam dramaturgi dibagi menjadi bagian depan/panggung depan (front stage) yang nantinya akan menunjukan beberapa peristiwa social bahwa manusia sebagai individu bergaya dan berprilaku dalam menampilkan perannya. Lalu terdapat pula bagian belakang/ belakang panggung (back region) yang merujuk pada tempat atau peristiwa yang memungkinkan memungkinkan bahwa seseorang itu dapat mempersiapkan perannya untuk berada di wilayah depan.
Namun dalam hal ini, konsep dari dramaturgi itu sendiri pastinya memiliki kekurangan atau kelemahan yakni bahwa dalam konsep Dramaturgi ini menurut para ahli harus dibuktikan terlebih dahulu. Teori ini juga tidak mendukung suatu pemahaman yang terdapat dalam tujuan sosiologi yakni 'kekuatan kemasyarakatan' hal ini disebabkan oleh tuntutan peran yang dapat menghasilkan clash bila berhadapan dengan perannya di masyarakatat. Selain itu teori ini juga lebih menonjong pada terlalu merujuk pad positivism.
Para penganut paham ini menyatakan bahwa terdapat kesamaan antara ilmu social dan ilmu alam, bahwa dramaturgi lemah untuk dapat memperhatikan struktur social yang ada di masyarakat. Menurut data yang dikembangkan oleh Goffman ini berasal dari situasi-situasi yang khusus. Dimana manusia dianggap sebagai calon bintang yang diharuskan menampilkan suatu prilaku atau tindakan yang meyakinkan bagi orang lain.
SUMBER :