Lihat ke Halaman Asli

Siti Romdanah

Mahasiswi di Jakarta

Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Kuliah Online

Diperbarui: 6 Juni 2021   17:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Jakarta - Penyebaran Covid-19 memaksa mahasiswa untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh. Kuliah online ini dilakukan secara daring melalui media zoom, google meet, google classroom, dan lain-lain.  Virus Covid-19 telah mengubah semua segi kehidupan masyarakat. Semua aktivitas dilakukan secara online, karena adanya larangan keluar rumah guna memutus mata rantai penyebaran virus yang telah menelan banyak korban. Konsep pendidikan juga berubah, tadinya proses belajar mengajar dilakukan secara tatap muka, sekarang menggunakan berbagai aplikasi jejaring sosial. 

"Saya menyadari bahwa kuliah online sangat bergantung pada jaringan internet dan beberapa kebutuhan lainnya. Sedangkan kita belom bisa memaksimalkan hal-hal seperti itu, kalau boleh saya berpendapat bahwa kuliah online lebih banyak kekurangannya. Jika dijelaskan lebih dalam lagi bahwa kuliah online sangat kurang efektif, kenapa saya bilang seperti itu karena tidak ada suasana yang dirasakan langsug, untuk berdiskusi atau belajar dalam satu ruangan." Ujar Hardi Mahasiswa Universitas Pamulang, Minggu (6/6/2021).

Kuliah online kini menjadi salah satu alternative bagi yang memiliki kesibukan kerja yang cukup padat, namun masih ingin menuntut ilmu ke jenjang lebih tinggi. Hal ini semakin berkembangnya teknologi modern seperti internet. Apalagi tentunya untuk mahasiswa baru yang biasanya perkenalan kampus dilakukan secara tatap muka, kini dilakukan secara daring melalui media zoom, google meet, dan lain-lain.

Dampak positif kuliah online, berkembangnya ketrampilan teknologi, mahasiswa dapat merekam saat pembelajaran, tanya jawab lebih fleksibel. 

Dampak negatif kuliah online, sangat bergantung pada jaringan internet dan sangat bergantung pada kedisiplinan mahasiswa.

Lebih lanjut Hardi mengungkapkan, bahwa lebih memilih kuliah tatap muka karena dalam proses pembelajaran lebih efektif. Karena kalau kuliah online sangat bergantung pada jaringan internet dan  kurang efektif karena tidak ada suasana yang dirasakan langsung, untuk berdiskusi atau belajar dalam satu ruangan.

"Harapan saya untuk saat ini lebih mengedepankan kuliah tatap muka, menurut pandangan saya bahwa kuliah online ini bisa dilakukan secara tatap muka. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa banyak tempat wisata, mall, dan sebagainya sudah di buka walaupun itu menggunakan protokol kesehatan, saya cuma berharap bahwa kuliah tatap muka lebih efektif dibandingkan online." Ucap Hardi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline