- Pendahuluan
Pendidikan multikultural sangatlah menarik untuk di bahas dalam sistem pendidikan Indoensia, terutama yang berkaitan dengan pendidikan multikultural pada anak usia dini. Pendidikan multikultural sejak dini menawarkan warna alternatif dan solusi lain dalam membentuk karakter dan jati diri suatu bangsa dengan membentuk, menanamkan dan menanamkan nilai-nilai toleransi, demokrasi, kesetaraan dan keadilan. Mereka mengenali segala macam perbedaan lingkungan sejak usia dini.
Anak usia dini mempunyai potensi besar untuk menciptakan suasana harmonis bagi bangsa dan negara Indonesia di masa depan. Usia 0 hingga 6 tahun merupakan usia emas (golden age). Efektif dalam menanamkan, mengajarkan dan melaksanakan seluruh aspek pendidikan nilai secara positif dan kolaboratif. Atau negatif. Pendidikan multikultural merupakan salah satu inisiatif konkrit otoritas pendidikan Indonesia. Menanamkan nilai-nilai dasar pada anak sejak dini.
Pada dasarnya, pendidikan Islam telah "beragam" sejak diciptakan, setidaknya menurut Islam. catatan sejarah. Umat Islam pun tidak memungkiri hal tersebut, karena pendidikan Islam juga beragam. Sejarah pendidikan multikultural. Padahal, guru terbiasa menerapkan gagasan multikulturalisme hanya ketika mengajarkan agama Islam. Misalnya, survei fiqh mungkin memberikan layanan yang berbeda tergantung pada layanannya. Perbedaan keyakinan dan pemahaman di kalangan umat Islam (fiqh) yang di ajarkan kepada umat Islam.
Siswa monokultur? Toleransi beragama juga diajarkan. Apa yang diturunkan Allah melalui ayat-ayat Al-Qur'an (seperti Surat al-Kafirun) dan apa yang diajarkan Nabi melalui Sunnah. (Persatuan masyarakat Muhajirin dan Ansar dalam sampel). Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dari bangsa dan suku yang berbeda agar manusia dapat saling mengenal (misalnya ayat Alquran "Surah an-Nisa").
- Pembahasan
Pendidikan multikultural dapat dipahami sebagai pendidikan bagi peopple of color. Maksudnya adalah pendidikan yang inklusif terhadap keberagaman manusia, pendidikan yang berupaya melihat atau berusaha melihat keberagaman umat manusia, dan karenanya merupakan pendidikan multikultural. 20 Memahami dan menghormati harkat dan martabat manusia dimanapun ia berada dan dari manapun ia berasal (ekonomi, sosial, budaya, suku, bahasa, kepercayaan, agama atau kebangsaan, rasa hormat).
Karena perlunya konsep "Humanisasi manusia", pendidikan multikultural bisa dibilang menjadi dambaan setiap orang. Tentu saja masyarakat yang mengakui kemanusiaan akan sangat membutuhkan model pendidikan multikultural di bidang keadilan sosial, debat, hak asasi manusia, politik, keyakinan, pendidikan, dan agama.
Ada beberapa ciri-ciri pendidikan usia dini multikultural
1. Tujuannya untuk mewujudkan generasi yang beradab.
2. Menyerap nilai-nilai kebangsaan dan universal sejak dini.
3. Menggunakan cara-cara yang demokratis daripada memaksakannya kepada amak-anak dan menghargai apa yang membedakannya dengan orang lain.
4. Penilaian berfokus pada aspek emosional dan psikomotorik anak.