Lihat ke Halaman Asli

Siti Rasmiyati

Passionate in Creative Industry

Memperingati Hari Ulang Tahun ke-33 LPDS Menggelar Webinar "Media dan Disabilitas"

Diperbarui: 30 Juli 2021   14:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) menggelar webinar yang bertemakan Media dan Disabilitas dalam rangka merayakan hari ulang tahun yang ke-33 pada Jum'at (23/07/21). Acara ini dilakukan melalui Zoom dan Youtube (streaming). Acara ini bertepatan dengan dikeluarkannya "Ramah Disabilitas" oleh Dewan Pers.

Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir 2 tahun di Indonesia masih belum mereda, dengan begitu banyak kegiatan yang dilakukan dengan cara baru salah satu nya seminar. Sebelumnya kegiatan seminar dilakukan tatap muka, tetapi situasi pandemi seperti saat ini seminar pun dilakukan dengan virtual yang disebut dengan webinar. Situasi ini sudah sangat mengkhawatirkan karena banyak kegiatan yang mengalami kendala, terlebih saat ini angka covid-19 terus bertambah yang membuat aktivitas kita semakin terbatas.

LPDS menyelenggarakan webinar ini merupakan salah satu cara implementasi dalam upaya untuk menghilangkan stigma negatif dan diskriminasi bagi para penyandang disabilitas yang sesuai dengan amanat UU No.8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas. Sampai saat ini penyandang disabilitas masih dipandang sebelah mata oleh beberapa masyarakat sehingga menumbuhkan stigma yang negatif.

Webinar ini menghadiri narasumber yang berprestasi dan menarik yaitu Senny Marbun (Ketua Umum Paralympic Commite of Indonesia), Nicky Clara (CEO berdayabareng.com) dan Cheta Nilawati (Wartawan Tempo) serta Will Yatno (SME Channel Specialist Galeri Indonesia Blibli). Sebagai pusat pelatihan dan pengembangan jurnalisme profesional, LPDS terus menginspirasi dan mendidik masyarakat terutama lembaga pers Indonesia agar menjadi lebih dan semakin baik lagi dengan misi edukasi, edukasi, dan edukasi yang tiada henti.

Selain itu, acara webinar ini turut menghadiri Menteri Sosial, Tri Rismaharini sebagai pembicara kunci yang diwakilkan ilej Dirjen Rehabilitas Nasional, Harry Hikmat. Dalam webinar tersebut dibahas mengenai penyandang disabilitas memiliki hak yang sama dengan warga negara yang non-disabilitas termasuk hak informasi. Dalam situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini penyandang disabilitas termasuk rentan dengan terpaparnya virus karena kondisinya yang bisa saja mengalami kesulitan khususnya untuk bisa akses pelayanan dalam menangani dampak Covid-19. Kurangnya pemahaman dalam akses informasi juga menjadi salah satu penghambat dalam memathui protokol kesehatan, hambatan tersebut antara lain dalam mengakses layanan kesehatan.

Dibahas juga bahwa penyandang disabilitas menggunakan internet hanya 8,5% sedangkan non-disbalitas 46% angka tersebut menunjukkan adanya ketimpangan yang perlu diatasi, perlu dilakukan strategi digitalisasi dan perluasan akses media massa untuk penyandang disabilitas. Disini peran media massa tentunya sangat penting untuk membentuk stigma yang positif dikalangan masyarakat yang non-disabilitas. Jangan sampai media massa menimbulkan stereotype  yang negatif sehingga memunculkan stigma dan diskriminasi terhadap warga penyangdang disabilitas.

Dengan itu dikeluarkannya pedoman untuk penyandang disabilitas yaitu "Ramah Disabilitas" yang diharapkan dapat memahami penyandang disabilitas. Media massa harus dapat berperan sebagai institusi sosial yang diharapkan dapat terus mendorong implusifitas penyandang disabilitas dan dapat menghindari stigmatisasi bahlan eklusifitas dari pemberitaan penyandang disabilitas secara berlebihan.

Diharapkan pers dapat memberikan berita yang positif sehingga menimbulkan opini yang baik. Ketua Dewan Pers, Prof Dr. Ir. H. Mohammad Nuh, D.E.A mengatakan bahwa pers memiliki peran untuk mengedukasi masyarakat mengenai potensi disabilitas. Tugas pers mencari, mengekspor dan memfasilitasi kekuatan-kekuatan yang tersembunyi oleh para disabilitas yang selanjutnya dikembangkan agar terkeksplor dengan baik kemudian dapat memberikan konstribusi yang luar biasa.

Tiga narasumber yang mengisi dalam webinar tersebut dari kelompok disabilitas, yang menunjukkan bahwa kelompok disabilitas mampu membuat hal yang sangat luar biasa hebat yang belum tentu bisa dilakukan oleh beberapa orang non-disabilitas. Mereka dalam webinar itu membagikan pengalamannya, serta memberikan informasi melalui topik yang dibawakannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline