Berikut ini adalah kisah kasih antara aku, bapak dan ibuku demi masa depanku.
Aku bukan orang yang lahir dari keluarga berada, namun juga bukan dari golongan yang miskin. Hidupku sederhana, namun bahagia. Semua karena orang tuaku yang menyayangiku.
Aku tidak akan jadi orang jika tanpa adanya kasih sayang dari kedua orangtuaku. Mereka sangat berpengaruh besar dalam setiap proses hidupku dan dalam setiap pencapaianku.
Dua sosok insan yang begitu tabah, tangguh, pekerja keras, dan tak mudah putus asa. Sosok pahlawan yang begitu berarti dalam hidupku. Dan tentunya tak bisa terbalaskan budi baik mereka.
Ibu, wanita mulia yang tidak pernah mengeluh. Setiap pagi selalu membuat sarapan terbaik sebagai pemacu semangatku untuk menggapai ilmu. Aku meninggalkan ibu di rumah sendirian hingga waktunya aku pulang dari sekolah, selalu begitu.
Bahkan ibuku selalu sabar menghadapi tingkahku yang terkadang membuatnya jengkel. Bagiku, Ibu adalah inspirasi semangat dalam hidup.Pendidikan smp Ibuku bahkan tidak kalah dengan ibu ibu yang berpendidikan tinggi lainnya,karena dari belilaulah aku mendapatkan madrasah pertama yangyang sangat berpengaruh bagi masa depanku.
Meski dalam segala keterbatasannya,ibu selalu berusaha tampil menjadi sosok panutan bagi anak-anaknya. Ibu tak pernah menjadi perempuan yang malas-malasan. Aku selalu melihat Ibu yang selalu ingin bekerja dan giat mencari rezeki dalam hidupnya.
Bapak, laki-laki tangguh penepis segala kesulitan sekaligus sosok pemimpin yang hebat dalam keluarga. Sampai kini aku tidak pernah melihat bagaimana bercucurannya keringat bapakku mengais rezeki dari pagi sampai petang, panas dan hujan beliau hadapi tiap hari demi aku dan keluarga, demi menunaikan kewajibannya.
Aku tidak pernah melihat bagaimana kesusahan yang bapak alami demi kemudahan dalam setiap hidupku. Beliaulah yang mengajarkanku untuk selalu bekerja keras. Beliau mengajarkanku agar terus berjuang menggapai mimpi dan tak mudah menyerah. Beliau juga mengajarkanku agar jangan sampai lari dari masalah, sesulit apa pun itu.
Bapakku hanyalah seorang petani. Hanya tamatan SD. Hidup dalam kesederhanaan sedari kecil dan setelah lulus SD sudah menjadi tulang punggung bagi adik adiknya.Saat ini kesehariannya di seputar ladang dan kebun. Pergi mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan keluarga, istri dan anak-anaknya. Tak pernah aku melihatnya mengeluh apalagi sampai bermalas-malasan.
Bahkan, sakit pun beliau tak pernah rasakan. Beliau sanggup menahan itu semua demi memenuhi tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga. Begitu juga ibuku yang hanya lulusan SMP namun ibuku mampu mendidik dan merawat kelima anaknya dengan begitu kesabaran,dari sinilah aku melihat perjuangan orang tuaku yang dimana mereka tidak mempunyai kesempatan namun ingin memberikan kesempatan untuk anak anaknya berpendidikan sampai tinggi.