Lihat ke Halaman Asli

Vgy

Freelance

Pertanian Berkelanjutan Bisakah Diterapkan di Indonesia?

Diperbarui: 28 September 2023   12:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumetasi pribadi

Pertanian Berkelanjutan Bisakah Diterapkan Di Indonesia?

Pertanian berkelanjutan adalah sebuah konsep pertanian yang mampu menciptakan keseimbangan secara lingkungan, ekonomi, dan sosial. Fokus utama pertanian berkelanjutan yaitu berupaya menjaga keseimbangan antara produksi pangan, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan petani.  Konsep ini menjadi cita - cita pertanian menuju masa depan yang cerah. Praktik pertanian konvensional yang sebelumnya diterapkan sangat bergantung pada penggunaan intensif pestisida, pupuk kimia, dan praktik-praktik yang merusak lingkungan semakin dipertanyakan, mengingat dampak negatifnya yang dapat mengancam masa depan sumber daya alam dan kesehatan manusia. Lalu apakah sudah saatnya Indonesia mengganti pertanian konvensional menjadi pertanian berkelanjutan. Dan apakah  pertanian berkelanjutan bisa diterapkan di Indonesia?

Pertanian konvensional yang terlalu mengandalkan pestisida dan pupuk kimia terlalu tinggi berakibat pada kerusakan lingkungan seperti polusi tanah dan air. Hal ini juga berdampak pada meningkatnya risiko residu kimia pada produk pertanian yang dihasilkansehingga dapat membahayakan ksehatan manusia. Dalam praktik pertanian konvesional petani kerapkali ketergantungan dan terjebak dalam praktik monokultur yang hanya menanam satu jenis tanaman berulang dilahan yang sama. Ketergantungan pada monokultur dapat berakibat penurunan kesuburan tanah dan meningkatkan risiko serangan hama dan penyakit.

Pertanian berkelanjutan adalah langkah penting menuju masa depan yang lebih berkelanjutan secara lingkungan, ekonomi, dan sosial. Prinsip - prinsip pertanian berkelanjutan

  1. Perlindungan terhadap lingkungan. Pertanian berkelanjutan berfokus untuk melindungi dan memulihkan lingkungan. Dalam aplikasinya pertanian berkelanjutan berupaya meminimalkan penggunaan pestisida dan pupuk kimia dan memelihara keanekaragaman hayati. Pertanian berkelanjutan dalam praktiknya memanfaatkan bahan-bahan organik seperti kompos, sistem rotasi tanam yang menjaga keseimbangan nutrisi dalam tanah, penggunaan pestisida alami seperti predatr alami dan tanaman penolak hama, pemeliharaan keaneka ragaman hayati dengan penggunaan tumbuhan penutup tanah, serta praktik pengolahan tanah yang tepat seperti penanaman berlarik.
  2. Efisiensi Sumber Daya. Pertanian berkelanjutan memaksimalkan penggunaan sumber daya alam yang terbatas. Ini mencakup praktik-praktik seperti irigasi hemat air, penggunaan energi yang efisien, dan pemanfaatan varietas tanaman yang tahan terhadap kondisi iklim tertentu. Dengan cara ini, pertanian berkelanjutan dapat mengurangi jejak karbonnya.
  3. Kesejahteraan Sosial dan Ekonomi. Petani sebagai aktor utama dalam praktik pertanian berkelanjutan memiliki peran yang sangat penting. kesejahteraan sosial dan ekonomi menekankan pentingnya memastikan petani sejahtera baik dari segi upah yang adil, akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan, serta partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi mereka. Pendidikan dan pelatihan bagi petani tentang praktik-praktik berkelanjutan sangat penting untuk mengadopsi perubahan yang diperlukan.
  4. Keberlanjutan finansial. Pertanian berkelanjutan menggabungkan aspek finansial yang sehat. Petani harus mampu menciptakan pendapatan yang cukup untuk mencukupi kebutuhan mereka dan investasi dalam praktik-praktik berkelanjutan. Ini melibatkan manajemen yang bijaksana dalam hal biaya produksi dan penjualan produk pertanian.

Dalam praktiknya pertanian berkelanjutan masih belum dapat diaplikasikan oleh mayoritas petani di Indonesia. Hal ini dikarenakan pertanian konvensional telah menjadi bagian integral dari budaya pertanian Indonesia selama beberapa dekade. Petani telah terbiasa dengan penggunaan pestisida dan pupuk kimia, serta praktik-praktik yang bersifat produktivitas instan yang memberikan hasil secara cepat dan lebih besar. Selain itu, pemerataan akses teknologi dalam aplikasi pertanian berkelanjutan masih belum tersebar luas terutama untuk petani desa ditambah dengan regulasi dan dukungan pertanian berkelanjutan dari berbagai pihak masih belum optimal masih menjadi tantangan yang harus segera diselesaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline